Senin 15 Nov 2021 19:42 WIB

Toyota tak Sendiri Kembangkan Bahan Bakar Alternatif

Mengubah mesin pembakaran internal menjadi bahan bakar hijau secara teknologi sulit

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Seorang anak laki-laki melintas di depan logo Toyota di Tokyo, Rabu (15/1). Toyota melaporkan kinerja perusahaannya yang turun akibat pandemi Covid-19.
Foto: AP Photo/Koji Sasahara
Seorang anak laki-laki melintas di depan logo Toyota di Tokyo, Rabu (15/1). Toyota melaporkan kinerja perusahaannya yang turun akibat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, OKAYAMA -- Produsen membuat kendaraan Toyota Motor Corp mengatakan, pihaknya akan bermitra dengan empat produsen pembuat kendaraan Jepang yang lainnya untuk mengeksplorasi kelayakan bahan bakar hijau alternatif untuk mesin mobil pembakaran internal. Ini termasuk hidrogen dan bahan bakar sintetis yang diturunkan dari biomassa.

Perusahaan kendaraan negeri sakura lainnya, termasuk Mazda Motor Corp (7261.T), Yamaha Motor (7272.T), Subaru Corp (7270.T), dan Kawasaki Heavy Industries (7012.T) yang membuat pengumuman di trek balap di Okayama, Jepang bagian barat yang menjadi tempat Toyota dengan mobil hidrogen.

Baca Juga

Mobik balap hidrogen ini dikemudikan oleh kepala eksekutif Toyota Akio Toyoda bersama dengan pembalap Toyota lainnya. Mengubah mesin pembakaran internal menjadi bahan bakar hijau seperti hidrogen secara teknologi sulit. Tetapi hal itu akan memungkinkan perusahaan untuk mendukung rantai pasokan yang sudah ada selama beberapa dekade yang mempekerjakan ratusan ribu pekerja yang mungkin harus mereka tinggalkan ketika mereka beralih ke membangun kendaraan listrik (EV).

Ketika negara-negara memperketat peraturan lingkungan untuk mengurangi emisi karbon, pembuat mobil termasuk Toyota meningkatkan produksi EV. Jepang telah mengaku memiliki tujuan untuk menjadi netral karbon pada 2050 dan mempromosikan penggunaan bahan bakar hidrogen. Toyota berencana menginvestasikan 13,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.923.336.281.098.930) selama dekade berikutnya untuk memperluas kapasitas produksi baterai. Pada saat yang sama juga mengembangkan kendaraan bertenaga hidrogen. 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement