Senin 15 Nov 2021 13:24 WIB

IHSG Melemah di Tengah Surplus Neraca Dagang RI

Neraca perdagangan RI kembali mencetak surplus sebesar 5,74 miliar dolar AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada sesi perdagangan pertama hari ini, Senin (15/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona negatif. IHSG melemah sebesar 0,32 persen ke posisi 6.629,79 setelah dibuka naik pagi ini.  

Nilai transaksi yang terjadi saat ini sebesar Rp6,7 triliun dengan investor asing membukukan penjualan bersih di seluruh pasar Rp231 miliar. Beberapa saham yang mengalami penjualan bersih terbesar diantaranya BBRI, PTBA, ADRO, CPIN, dan ITMG.

Baca Juga

IHSG cenderung bergerak melemah sejalam dengan bursa saham regional yang bergerak vafiatif. "Pasar tampaknya terpengaruh sentiment rilis data pertumbuhan ekonomi Jepang yang melambat dan ritel sales Cina yang membaik," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (15/11).

Ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,8 persen (qoq) di kuartal ketiga 2021. Menyusutnya pertumbuhan ekonomi terjadi di tengah kebangkitan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan global yang terus-menerus.

Konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis juga menurun di tengah permintaan eksternal yang berkontribusi negatif. Hal yang sama juga terjadi pada Malaysia dengan pertumbuhan ekonominya yang mengalami kontraksi 4,5 persen pada kuartal ketiga2021. 

Dari dalam negeri, surplus neraca perdagangan bulan oktober belum mampu mengerek naik IHSG meski mencerminkan fundamental ekonomi nasional yang baik. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada Oktober 2021 sebesar 5,74 miliar dolar AS. 

Ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai 22,03 miliar dolar AS, naik 53,35 persen secara tahunan dan nail 6,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Impor pada Oktober 2021 mencapai 16,29 miliar dolar AS atau naik 0,36 persen secara bulanan dan 51,06 persen secara tahunan. 

"Tentunya ini memberikan katalis positif bagi ekonomi nasional, dengan surplusnya neraca perdagangan tersebut setidaknya ini akan mampu menahan penurunan indeks saham," tulis Phillip Sekuritas Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement