Senin 15 Nov 2021 12:27 WIB

Waskita Terima Paket Combo Modal Kerja dari Pemerintah

Akhir November ini diperkirakan PP Penyertaan Modal Negara (PMN) akan terbit.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Foto: Facebook PT Waskita Karya
Logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah menerima paket combo dukungan pemerintah dalam menjalankan delapan stream penyehatan keuangan Waskita. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Taufik Hendra Kusuma mengatakan perseroan telah memperoleh penjaminan pemerintah untuk fasilitas modal kerja sindikasi dan dalam waktu dekat ini.

"Pemerintah juga sedang melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada perseroan," ujar Taufik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/11).

Baca Juga

Taufik memperkirakan penerbitan PP PMN terlaksana pada akhir November 2021. Setelah PP PMN terbit, lanjut Taufik, pernyataan efektif OJK atas rights issue saham Waskita akan menyusul terbit.

Taufik menjelaskan harga pelaksanaan rights issue akan ditetapkan Menteri BUMN Erick Thohir setelah mendapatkan usulan dari Tim Privatisasi Kementerian BUMN dan Joint Lead Arranger (JLA). "Saat ini kami sedang berdiskusi intensif dengan Kementerian BUMN dan JLA terkait usulan harga pelaksanaan rights issue," ucap Taufik.

Taufik juga menambahkan rangkaian pelaksanaan aksi korporasi rights issue dapat selesai sebelum penutupan 2021. Selanjutnya pada 2022, ungkap Taufik, perseroan akan fokus pada penyelesaian proyek dan peningkatan nilai kontrak baru.

SVP Corporate Secretary Waskita Ratna Ningrum mengatakan perseroan juga telah melakukan penandatanganan Momerandum of Understanding (MOU) bersama Amoco Construction Group untuk proyek konstruksi di Sudan Selatan. Ratna menyampaikan proyek ini merupakan salah satu proyek potensial yang akan dikerjakan konstruksinya oleh perseroan dan melibatkan hubungan G2G antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Sudan Selatan. 

Selain proyek Sudan Selatan, ucap Ratna, perseroan juga telah menandatangani MoU dengan Binladin Contracting Group, UAE, dalam rangka rencana kerja sama konstruksi di UEA dan negara lainnya.

Berdasarkan hasil non-deal roadshow yang dilakukan, Ratna menyebut kisaran harga kemungkinan akan mengacu pada kombinasi harga historis dan konsensus analyst atas target price Waskita. "Dengan perkembangan terakhir, penetapan harga bawah sesuai Keterbukaan Informasi yang telah disampaikan ke bursa kemungkinan tidak akan dilakukan," kata Ratna.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement