Ahad 14 Nov 2021 17:04 WIB

Luncuran Awan Panas - Lava Pijar Merapi Capai Dua Kilometer

Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Guguran lava Gunung Merapi terlihat dari kawasan wisata Kali Adem, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/10). Saat pagi pengunjung biasanya menikmati trekking di melihat Gunung Merapi saat pagi. Jika cerah Gunung Merapi akan terlihat sangat jelas dari spot Kali Adem. Ada juga menara pantau jika ingin melihat dari tempat yang tinggi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Guguran lava Gunung Merapi terlihat dari kawasan wisata Kali Adem, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/10). Saat pagi pengunjung biasanya menikmati trekking di melihat Gunung Merapi saat pagi. Jika cerah Gunung Merapi akan terlihat sangat jelas dari spot Kali Adem. Ada juga menara pantau jika ingin melihat dari tempat yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi pekan ini. Pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat intensitas kegempaan 5-11 November 2021 lebih tinggi dibandingkan pekan lalu.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melaporkan, secara visual cuaca di sekitar Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam, kemudian berkabut pada siang dan sore. Asap berwarna putih, ketebalan tipis dan tebal, tekanan lemah dan tinggi 500 meter.

Teramati dari Pos PGM Kaliurang pada 9 November 2021. Tidak teramati perubahan morfologi signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah. Volume kubah lava barat daya 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah 2.927.000 meter kunik.

Untuk kegempaan, pekan ini Merapi mencatat satu kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa vulkanik dangkal, dan 73 kali gempa fase banyak. Selain itu, tercatat 1.256 kali gempa guguran, 220 kali gempa hembusan, dan 12 kali gempa tektonik.

 

"Pekan ini terjadi dua kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur 1.500-2000 meter. Guguran lava teramati sebanyak 123 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter," kata Hanik.

Deformasi Merapi yang dipantau memakai EDM dan GPS pekan ini tidak menunjukkan perubahan signifikan. Terjadi hujan di Pos PGM berintensitas curah hujan 176 milimeter per jam dan 70 menit di Pos PGM Kaliurang pada 8 November 2021.

Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. Karenanya, status aktivitas Merapi ditetapkan dalam tingkat siaga.

Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas di sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Wowo. Lalu, sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Sungai Putih.

Lalu, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Karenanya, Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali, dan Pemkab Klaten diminta melakukan upaya-upaya mitigasi menghadapi ancaman erupsi.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," ujar Hanik.

BPPTKG meminta masyarakat antisipasi gangguan akibat abu vulkanik erupsi Merapi dan mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB II direkomendasikan dihentikan.

Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas akan segera ditinjau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement