REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Milisi ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di dalam barak polisi di distrik Bajur, Pakistan. Dua petugas polisi tewas dalam insiden tersebut.
Kepala kepolisian Bajur Abdus Samad Khan pada Sabtu (13/11) mengungkapkan, saat ledakan terjadi, dua polisi yang tewas itu sedang berjaga di dekat Bendungan Raghan. Pelaku meledakkan bom dari jarak jauh.
Khan mengatakan, saat ini kepolisian sedang mencari dan memburu para pelaku yang terlibat. Sama seperti negara tetangganya, Afghanistan, Pakistan juga menghadapi ancaman teror ISIS. Sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, Pakistan turut berhadapan dengan kelompok tersebut.
Awal pekan ini, Pemerintah Pakistan telah memulai pembicaraan dengan gerakan Taliban di negara tersebut, yakni Tehreek-e-Taliban (TTP). Hal itu kemungkinan bakal membuka jalan bagi TTP, yang telah dicap organisasi teroris internasional, untuk menyerah dan diberi amnesti.
Menteri Penerangan Pakistan Fawad Chaudry mengungkapkan, meski pembicaraan dengan TTP sedang berlangsung, organisasi tersebut masih tetap dilarang. Menurut dia, TTP sudah menjanjikan gencatan senjata lengkap yang bakal berlangsung selama kedua belah pihak menjalin pembicaraan.