Ahad 14 Nov 2021 00:57 WIB

DKI atau Jabar, Bima Arya Manut Perintah Ketum PAN

Bima Arya mengaku hanya akan mengikuti perintah Ketum PAN Zulkifli Hasan

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor. Ketua DPP Pan Bima Arya Sugiarto mengaku mengikuti perintah Ketua Umum PAN bila harus dicalonkan menjadi gubernur. Termasuk mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Barat.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor. Ketua DPP Pan Bima Arya Sugiarto mengaku mengikuti perintah Ketua Umum PAN bila harus dicalonkan menjadi gubernur. Termasuk mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua DPP Pan Bima Arya Sugiarto mengaku mengikuti perintah Ketua Umum PAN bila harus dicalonkan menjadi gubernur. Termasuk mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta atau Jawa Barat.

Hal ini ia katakan saat mendampingi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan safari politik di Bogor, pada Jumat (12/11) hingga Sabtu (13/11). Didampingi Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno, dan Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto, Zulhas mengikuti serangkaian acara yang digelar.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, usai melakukan lari pagi di Kebun Raya Bogor (KRB), Sabtu (13/11), Zulhas melontarkan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab cepat oleh Bima Arya. Mulai dari membahas kuliner, hobi hingga pertanyaan pamungkas soal politik. 

“Ke Jabar atau DKI?,” ujar Zulhas kepada Bima Arya. Pertanyaan itu kemudian dijawab cepat oleh Bima Arya ‘tergantung perintah ketum’.

Tidak sampai di situ, dalam Temu Kader PAN Kota dan Kabupaten Bogor di 1O1 Hotel Suryakencana Bogor, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno dalam sambutannya juga menyinggung soal DKI Jakarta dan Jawa Barat kepada Bima Arya.  

“Saya tadi pagi berfoto bersama istri saya di Balaikota Bogor sebelum olahraga ke Kebun Raya. Rasanya Balaikota Bogor sudah terlalu kecil untuk Kang Bima. Maunya kita Balaikota DKI Jakarta atau Gedung Sate. Itu paling cocok untuk Kang Bima,” kata Eddy.

Bima Arya pun menjawab itu dalam sambutannya. Menurut Bima, dirinya akan patuh terhadap keputusan partai.

“Setelah pengabdian di Bogor mau kemana, ada usulan, ada spekulasi, ada pertanyaan tapi saya selalu sampaikan, saya manut, sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami taat). Perintah Ketum akan saya jalankan dimanapun itu karena terbaik untuk partai,” jelas Bima Arya.

Bima Arya juga menegaskan, PAN yang sekarang memiliki dua hal yang membedakan dari PAN masa lalu. Mulai dari ideologinya jelas, posisinya politiknya jelas, serta berada di tengah. Sehingga PAN tinggal bekerja keras.

“seperti yang Ketum selalu sampaikan kita ini di tengah, tidak di kanan, tidak di kiri. Posisinya jelas pendukung pemerintah. Yang tidak jelas, sudah di masa lalu. Sekarang sudah jelas,” tuturnya.

Kedua, lanjut dia, PAN saat ini dinilainya sangat kompak dan solid. “Tidak pernah rasanya sepanjang sejarah partai, kita sekompak dan sesolid ini. Bang Hatta, Mas Tris, Ketum, Sekjen, semuanya turun. Sama-sama, bahu membahu untuk membesarkan partai. Ini modal yang luar biasa,” katanya.

Karena itu, Bima Arya optimistis PAN Kota Bogor memasang target 3 besar di Pileg 2024. “Insya Allah minimal 1 dapil, 1 kursi. Untuk apa? Untuk mengamankan kursi Wali Kota Bogor 2024. Siapapun nanti, tidak bisa kita lepaskan itu, Insya Allah tetap kita akan pertahankan,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement