Sabtu 13 Nov 2021 17:50 WIB

Agresivitas KKB Dinilai Kian Rugikan Rakyat Papua

KKB dianggap tega mengorbankan rakyat Papua itu sendiri.

Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata membakar fasilitas umum di Distrik Kiwirok, Papua beberapa waktu lalu..
Foto: Antara
Teroris Kelompok Kriminal Bersenjata membakar fasilitas umum di Distrik Kiwirok, Papua beberapa waktu lalu..

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Aksi kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua belakangan ini dianggap kian menunjukkan identitas asli mereka. Wakil Sekretaris Jenderal LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira), Varhan Abdul Azis mengatakan, saat ini semakin sulit mempercayai KKB adalah orang-orang yang di hatinya ingin Papua sejahtera dengan melepaskan diri dari NKRI. Itu karena, kata dia, KKB yang kian agresif justru tak segan-segan mengorbankan apa pun, termasuk rakyat Papua itu sendiri.

“Sebenarnya bukti sudah menggunung bahwa KKB hanya memperjuangkan ambisi politik mereka sendiri untuk mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa. Buktinya mereka tega membunuhi rakyat dan sejumlah tokoh masyarakat Papua, teroris KKB bahkan sampai hati menembak mati guru-guru, tokoh yang berperan membebaskan masyarakat Papua dari keterbelakangan dan buta huruf, seperti yang mereka lakukan April lalu," kata Varhan, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (13/11).

“Lihat saja kelakuan mereka. Apakah menembak mati Oktovianus Rayo dan Yonatan Randen, para guru honorer di SD Impres Beoga, yang tengah berjuang membebaskan warga Papua dari buta huruf itu disebut perjuangan? Apakah membakari sekolah, menembaki klinik dan membumihanguskan rumah-rumah warga itu perjuangan? Tentu saja bukan,” kata Varhan menambahkan.    

Varhan mengatakan, KKB tega menutup rapat-rapat peluang kemajuan bagi anak-anak muda Papua. Mereka membakar enam ruang kelas SMP, satu ruang laboratorium, satu ruangan perpustakaan, yang selama ini menjadi tempat belajar anak-anak muda Papua. Belum lagi yang mereka lakukan sebelum dan sesudah peristiwa itu. 

“Apa yang mereka katakan sebagai perjuangan demi warga Papua itu terbukti hanya omong kosong melihat apa yang mereka lakukan di lapangan yang justru menyengsarakan rakyat, ” kata Varhan.   

Sejauh ini, gerombolan KKB memang telah melakukan tindakan-tindakan melawan hukum yang tergolong aksi terorisme. Mulai dari penculikan, pembunuhan kepada warga sipil dan aparat keamanan, hingga melakukan pembajakan pesawat sipil yang menurutnya, sudah tidak bisa ditoleransi. 

“Lalu mereka menyebut diri sebagai pejuang? Alih-alih pengacau keamanan yang mengambil untung dari suasana kacau. Padahal warga Papua tahu pasti bahwa KKB adalah organisasi terror dan kejahatan yang berlindung di balik topeng pejuang kemerdekaan,” klaim Varhan.    

Varhan pun berharap pemerintah pusat konsisten untuk terus membangun Papua dan warganya melalui dana-dana Otonomi Khusus (Otsus) “Bukti paling mutakhir adalah penyelenggaraan PON XX Papua yang terselenggara sukses Oktober lalu, yang menjadi bukti kuatnya sinergi antara pemerintah pusat, Pemprov Papua dan Pemda/Pemkot, serta partisipasi aktif,” kata Varhan. 

Sukses PON XX itu, kata dia, secara langsung menepis tudingan adanya sikap menganaktirikan bagi  warga dan wilayah timur Indonesia, terutama Papua. 

“Lihat saja, untuk menjamin sukses PON itu, pemerintah pusat dan Pemprov Papua telah membangun fasilitas megah Stadion Lukas Enembe, yang menjadi kompleks olahraga modern terbesar dan termegah di kawasan Asia Pasifik,” kata Varhan. 

“Jadi, suksesnya perhelatan olahraga ini memang mempersatukan bangsa Indonesia. Papua adalah Indonesia," kata pria kelahiran Sorong, Papua Barat ini menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement