Jumat 12 Nov 2021 22:50 WIB

Muslim Prancis Peringati 6 Tahun Serangan Maut di Bataclan

Serangan maut di Bataclan Prancis tewaskan 90 orang

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
 Serangan maut di Bataclan Prancis tewaskan 90 orang. Ilustrasi Bataclan
Foto: AP Photo/Francois Mori
Serangan maut di Bataclan Prancis tewaskan 90 orang. Ilustrasi Bataclan

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Muslim Prancis memperingati enam tahun serangan di Gedung Konser Bataclan yang terletak di Paris pada Jumat (12/11). Serangan tersebut terjadi pada 13 November 2015 dan menewaskan 90 orang.

Para pemimpin Muslim meletakkan karangan bunga di tempat arondisemen Paris, satu hari sebelum peringatan yang lebih besar akan berlangsung. Selain itu, mereka juga melakukan doa khusus sebagai tanda penghormatan.

Baca Juga

“Ini dilakukan untuk menunjukkan solidaritas kami dengan para korban tepat pada hari Jumat yang merupakan hari penting bagi umat Islam. Kami ingin para imam datang menemui kerabat para korban, berbagi momen solidaritas, dan menyerahkan karangan bunga untuk mengenang semua korban Bataclan,” kata Kepala Masjid Paris Chems Eddine Hafiz.

Peringatan itu datang ketika 14 pria diadili di Prancis sehubungan dengan serangkaian serangan teror terkoordinasi di Paris pada 13 November 2015. 

Dalam peristiwa berdarah itu, para jihadis meledakkan rompi bunuh diri dan menembaki kafe-kafe di ibu kota Prancis sebelum membantai penonton konser di Bataclan yang menewaskan total 130 orang.

Dilansir The Washington Post, Jumat (12/11), anggota keluarga korban mengatakan mereka menghargai sikap Masjid Paris.

“Ini adalah kesaksian persaudaraan sejati yang melintasi agama dan seluruh umat manusia,” kata Presiden 13onze15, sebuah asosiasi penyintas dan kerabat korban Philippe Duperron.

Duperron kehilangan putranya Thomas dalam serangan di tempat konser. Sejak itu, dia berjuang untuk menegakkan keadilan. 

Dia juga mengunjungi lokasi serangan konser pada Jumat. “Thomas meninggal di Bataclan. Dia berusia 30 tahun. Dia meninggal di sini, di depan Bataclan,” ujar dia.

Kesembilan penyerang tewas selama serangan tahun 2015, tetapi seorang calon penyerang yang rompi bahan peledaknya tidak berfungsi dan lainnya yang dituduh membantu mereka saat ini diadili di Paris.

 

Sumber: washingtonpost  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement