Jumat 12 Nov 2021 19:21 WIB

Green Port Diklaim Tekan Biaya Operasional

Penghematan biaya operasional berpengaruh pada harga produk yang lebih kompetitif.

Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (ketiga dari kanan) saat meninjau implementasi konsep pelabuhan hijau milik Petrokimia Gresik, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (12/11).
Foto: Istimewa
Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (ketiga dari kanan) saat meninjau implementasi konsep pelabuhan hijau milik Petrokimia Gresik, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK—Petrokimia Gresik mengeklaim implementasi konsep green port atau pelabuhan hijau di terminal bisa membuat proses kepelabuhan lebih efektif, efisian, dan ramah lingkungan. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menuturkan, penerapan green port menjadi upaya meningkatkan daya saing perusahaan melalui penghematan dan peninigkatan produktifitas.

Selain itu, konsep pelabuhan hijau juga dinilai mengoptimalkan cost reduction program yang dijalankan perusahaan. Hal ini sejalan dengan kebijakan International Maritime Organization (IMO) atau organisasi kemaritiman di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengharuskan pelabuhan di dunia lebih efektif, efisien serta ramah lingkungan melalui penerapan green port.

Baca Juga

Dwi Satriyo mengaku aktivitas di Pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas antarpulau, tapi juga antarnegara. Mengingat sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari impor dan beberapa produk non subsidi Petrokimia Gresik juga dieskpor ke mancanegara, dimana beberapa negara mengharuskan penerapan green port pada pelabuhan asal maupun tujuan.

“Oleh karena itu kami mengakselerasi penerapan green port di Pelabuhan Petrokimia Gresik agar kelancaran operasional bisnis semakin terjamin, dan sekarang Petrokimia Gresik memiliki pelabuhan bertaraf internasional,” ujar Dwi Satriyo dalam keterangan, Jumat (12/11).

 

Konsep green port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan. Beberapa implementasinya antara lain, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED, penerapan green building, penyediaan shore connection untuk suplai energi kapal. Selain itu, pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport) untuk mengurangi penggunaan energi pada kendaraan serta meningkatkan layanan distribusi pupuk.

“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Dwi Satriyo

Selain efisiensi sumber energi, konsep green port juga diimplementasikan melalui peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam daerah lingkungan kerja. Caranya, dengan menurunkan pencemaran limbah cair, sampah domestik, dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sedangkan, kualitas udara dijaga dengan mengurangi kebisingan, emisi gas karbon, dan emisi gas rumah kaca.

Dwi Satriyo menambahkan penerapan pelabuhan ramah lingkungan juga menjadi salah satu upaya Petrokimia Gresik mencapai target perusahaan untuk memperoleh PROPER EMAS dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2021. “Kami percaya green port berdampak baik bagi kinerja perusahaan secara global. Hal ini dikarenakan adanya aspek pengelolaan energi, pengelolaan limbah, pengelolaan lingkungan yang tentunya dapat meningkatkan kinerja dan citra perusahaan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement