Jumat 12 Nov 2021 14:58 WIB

Dosen UMM Ajari Peternak Ikan Gunakan Teknologi

Pengeluaran terbesar dari budi daya ikan air tawar adalah aspek pakan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) melangsungkan Sosialisasi Pengolahan Pakan Ikan dan Penyerahan Mesin Pelet Pakan Ikan di Parangargo, Wagir, Kabupaten Malang. D
Foto: dok. Humas UMM
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) melangsungkan Sosialisasi Pengolahan Pakan Ikan dan Penyerahan Mesin Pelet Pakan Ikan di Parangargo, Wagir, Kabupaten Malang. D

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) melangsungkan Sosialisasi Pengolahan Pakan Ikan dan Penyerahan Mesin Pelet Pakan Ikan di Parangargo, Wagir, Kabupaten Malang.

Kegiatan PPDM ini digarap oleh Riza Rahman Hakim (Akuakultur), Machmud Effendy (Teknik Elektro), dan Beti Istanti Suwandayani (PGSD). Lurah Desa Parangargo, Prawoto mengatakan, sosialisasi pengolahan pakan dan penyerahan mesin pencetak pelet ikan dirasa bisa membantu budi daya ikan di tempatnya.

Sebab, pengeluaran terbesar dari budi daya ikan air tawar adalah aspek pakan. "Maka hadirnya hibah alat ini tentu dinilai bisa menghemat biaya tersebut," katanya.

Prawoto selaku lurah sekaligus mewakili masyarakat Desa Purwoargo berterima kasih atas hibah mesin pencetak pelet ikan.  Ia yakin alat tersebut nantinya akan membantu proses budidaya ikan air tawar.

Kepala Bidang Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Rini Pandan Arum memaparkan, Dinas Perikanan berupaya mengembangkan jenis budi daya ikan di kolam air deras. Saat ini pengembangan tersebut masih berada pada tahap uji coba di Desa Sanankerto, Turen.

Rencananya, Dinas Perikanan akan melakukan uji coba pula di Desa Parangargo. Rini berharap, sinergisitas antara UMM, pemerintah, dan masyarakat bisa terus dijalin. Apalagi hibah mesin ini bisa menekan pengeluaran warga pembudidaya ikan. Pasalnya, biaya ini biasanya bisa mencapai 60 persen dari total pengeluaran.

Sementara itu, Direktur DPPM UMM, Prof Yus Mochamad Cholily menjelaskan, program ini menggaet beberapa pihak seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud – Ristek). Kelangsungan program ini didukung oleh pemerintah selama tiga tahun ke depan.

“Daripada disimpan di kampus saja, alangkah baiknya ilmu ini bisa dituangkan dan diimplementasikan di masyarakat. Harapannya, warga bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement