Jumat 12 Nov 2021 00:07 WIB

RS Hermina Buka Sentra Vaksin Pasien Kanker dan HIV-AIDS

Sentra vaksinasi Covid-19 ini disediakan bagi pasien berkebutuhan khusus.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Divisi Onkologi (One Onco) PT Kalbe Farma Tbk berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa dan Rumah Sakit Hermina Pasteur Bandung mengadakan sentra vaksinasi Covid-19 bagi pasien berkebutuhan khusus. 
Foto: Istimewa
Divisi Onkologi (One Onco) PT Kalbe Farma Tbk berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa dan Rumah Sakit Hermina Pasteur Bandung mengadakan sentra vaksinasi Covid-19 bagi pasien berkebutuhan khusus. 

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Divisi Onkologi (One Onco) PT Kalbe Farma Tbk berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa dan Rumah Sakit Hermina Pasteur Bandung mengadakan sentra vaksinasi Covid-19 bagi pasien berkebutuhan khusus. Yakni, pasien kanker, Thalasemia, HIV/AIDS, maupun penyakit autoimun lainnya.

Sentra vaksinasi yang berlokasi di RS Hermina Pasteur Bandung dan di dukung oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung ini berlangsung mulai Kamis (11/10) hingga Jumat (12/10) pada pukul pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. 

Menurut Marketing General Manager OneOnco PT Kalbe Farma, dr Selvinna, melalui acara ini, Kalbe Farma menyediakan kuota sebanyak 500 peserta selama dua hari pelaksanaan.

Selvinna mengatakan, pihaknya menyadari bahwa saat ini banyak pasien berpenyakit khusus. Seperti, penyintas kanker yang masih ragu-ragu atau belum bisa mendapatkan akses vaksinasi. Padahal vaksinasi Covid-19 dibutuhkan untuk mencapai kekebalan komunal.

Menurutnya, vaksinasi Covid 19 saat ini menjadi salah satu pilihan terbaik bagi negara ini untuk keluar dari pandemi Covid-19

"Kami sebagai perusahaan dan juga tim ingin berperan aktif membantu pemerintah  dalam hal vaksinasi Covid-19," ujar Selvinna.

Program ini, kata dia, merupakan bagian dari layanan Kalbe One Onco, yakni ekosistem layanan onkologi yang terintegrasi dan memberikan solusi komprehensif. Yakni, mulai dari layanan diagnositik terpadu, terapi atau pengobatan hingga membangun komunitas khusus pasien kanker.

Sementara menurut Direktur Rumah Sakit Hermina Pasteur Bandung dr Ita Roswita MARS, pasien berkebutuhan khusus yang menjalani vaksinasi ditempatnya telah diseleksi terlebih dahulu oleh dokter penanggung jawab pasien.

Hal itu dilakukan, kata dr Ita, untuk menghindari efek samping yang tidak inginkan setelah mereka mendapatkan vaksinasi Covid-19 atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). "Saya harap dengan adanya kegiatan vaksinasi bagi pasien berkebutuhan khusus di sini, bisa diikuti oleh mereka yang luar Kota Bandung," katanya.

Selain acara gebyar vaksinasi tersebut, kata dr Ita, RS Hermina Pasteur Bandung juga masih menerima warga atau pasien berkebutuhan khusus yang ingin divaksinasi Covid-19 di hari lainnya. Caranya pendaftar harus minimal 11 orang, registrasi atau daftar one onco. "Setelah itu tinggal tunggu konfirmasi untuk jadwal vaksinasinya," katanya.

Di tempat yang sama Wakil Ketua Bidang Organisasi Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa Barat, Dr Amiruddin Dajaan Imami, vaksinasi sangat penting bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Terutama, pada pasien berkebutuhan khusus. Agar, pandemi Covid-19 bisa segera hilang dan dapat beraktivitas kembali.

Sementara menurut salah satu Peserta Vaksinasi yang menderita penyakit thalasemia, Firhan Chairangga (24 tahun) warga Tasikmalaya, ia senang akhirnya bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19.

"Alhamdulillah, setelah vaksinasi tadi saya jadi merasa terlindungi dari virus corona. Dan saya juga melindungi yang lain dengan ikut vaksinasi ini,"  kata Mahasiswa pasca sarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya ini.

Firhan mengatakan, awalnya sempat takut untuk ikut vaksinasi Covid-19 karena memiliki riwayat penyakit. Namun, kekhawatiran itu hilang setelah ia mendapatkan penjelasan dari dokter penanggung jawabnya di RSHS Bandung. Sekarang, pasien thalasemia aman atau bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19 dengan catatan tertentu.

"Teman saya yang sama thalasemia akan melihat seperti apa saya setelah vaksin. Kalau tidak terjadi apa-apa mereka berani ikut di vaksin juga," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement