Kamis 11 Nov 2021 18:25 WIB

Dua Juta Dosis Pfizer Langsung Didistribusikan ke Provinsi

Jawa Barat mengaku menjadi daerah yang paling banyak menyuntikan dosis vaksin.

Rep: Dian Fath Risalah, Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Petugas kargo membongkar muat vaksin Covid-19 di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.
Foto: ANTARA/Humas Kemenkominfo
Petugas kargo membongkar muat vaksin Covid-19 di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kedatangan dua tahap vaksin sekaligus, yakni ke-118 dan ke-119 dalam jumlah lebih dari dua juta dosis vaksin Pfizer pada Kamis dan Jumat ini. Vaksin ini akan langsung didistribusikan ke 10 provinsi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin tahap ke-118 tiba pada Kamis (11/11) di Bandara Ahmad Yani Semarang pukul 09.30 WIB dan Bandara Soekarno-Hatta pukul 10.00 WIB. Sedangkan kedatangan vaksin tahap ke-119 tiba pada Jumat, (12/11) besok, di Bandara Soekarno-Hatta Pukul 09.00 WIB dan di Bandara Ahmad Yani Semarang pukul 09.30 WIB.

Baca Juga

"Jumlah vaksin Pfizer yang tiba dosis tahap ke-118 dan ke-119 sebanyak 2.293.200. Sehingga secara total vaksin yang telah tiba di tanah air, dari berbagai merek, dalam bentuk bulk atau jadi sebanyak 332.671.550," ujar Nadia, Kamis (11/11).

Dia memaparkan, vaksin Pfizer yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta akan dikirim ke lokasi penyerahan, yakni Dinkes Sulawesi Tengah, Dinkes Sulawesi Selatan, Dinkes Sumatra Utara, Dinkes Sulawesi Barat, Dinkes Sulawesi Tenggara, Dinkes Sulawesi Utara, Dinkes Maluku, Instalasi Farmasi Maluku, dan Dinkes Jawa Barat. Sementara itu, vaksin yang tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang dikirim ke Dinkes Jawa Tengah dan DIY.

"Vaksin Pfizer yang datang kali ini segera disebarluaskan ke sejumlah daerah, meliputi Jabar, Jateng, DIY, Sumut, hampir seluruh provinsi di Sulawesi, dan Maluku," ujarnya.

Nadia menambahkan, hal ini seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah. Saat ini, sudah ada 21 ibu kota provinsi yang sudah mencapai target lebih 70 persen vaksinasi di bulan November. Untuk itu, pemerintah terus memastikan ketersediaan vaksin untuk dalam negeri di tengah keterbatasan ketersediaan vaksin di level global.

"Jika dibandingkan data kita dengan data global untuk vaksinasi, kita masuk dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vakasinasi minimal 1 dosis dan juga dari jumlah dosis yang diberikan," kata Nadia.

Dia menegaskan, vaksinasi menjadi salah satu upaya penting dalam pengendalian pandemi Covid-19 bersama dengan upaya testing, lacak, dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Dalam kesempatan itu, Nadia juga mengungkapkan, untuk situasi pandemi, meskipun level pandemi di Indonesia sudah mulai menurun, namun kenaikan kasus masih terdeteksi di beberapa kabupaten/kota.

Menurutnya, sebanyak 155 kab/kota mengalami kenaikan kasus dalam sepekan terakhir, dibandingkan pekan lalu. Kemudian dua kota mengalami kenaikan kasus selama 3 pekan berturut-turut, yaitu Jakarta Timur, Provinsi DKi Jakarta, dan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kenaikan itu, kata dia, memerlukan peningkatan pengawasan kasus harian, untuk pencegahan agar tidak terjadi kenaikan level situasi pandemi di indonesia. "Pemerintah menerjunkan tim khusus memantau dan mengawasi pelaksanaan Prokes Covid-19 di area publik demi mengantisipasi lonjakan kasus dan gelombang tiga. Kesadaran masyarakat pada protokol kesehatan mulai berkurang," kata Nadia.

Sementara, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, capaian program vaksinasi di Jawa Barat sudah menyentuh angka 64 persen dari target yang telah ditetapkan. Seperti diketahui, Jawa Barat berkomitmen mempercepat vaksinasi dengan syarat pasokan vaksin dari pusat selalu ada.

"Posisinya di 64 persen, masih kita kebut. Beberapa daerah kemungkinan akan tercapai, beberapa daerah lagi kita push, masih belum (bagus)," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Bandung, Kamis (11/11). 

 

Emil mengatakan, capaian vaksinasi tersebut masih sesuai harapan. Terlebih, capaian vaksinasi di sebagian daerah di Jabar sudah di atas 70 persen. "Sementara on the track. Kalau 64 persen itu sebagian daerah udah di atas 70 persen. Cuman, karena dirata-rata dengan daerah yang di bawah, jadi jatuhnya di 64 persen," kata dia. 

 

Secara umum, menurut Emil, capaian vaksinasi di Jabar hingga saat ini masih terbesar di Indonesia, dimana warga yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 23 juta orang dan dosis kedua 14 juta orang. "Kalau overall, kita ini terbanyak se-Indonesia jumlah vaksinasi. Dosis satu yang diserap kita itu 23 juta, dosis 2 kita 14 juta. Dibandingkan Jateng, Jatim, DKI, dan lain lain," katanya. 

 

Meski menempati posisi tertinggi dalam jumlah warga yang divaksin, namun Emil mengakui bahwa persentase vaksinasi Jabar masih tertinggal mengingat jumlah penduduk di Jabar terbanyak di Indonesia. "Sudah bagus, cuma kalau jumlah penduduknya banyak tentu berpengaruh," katanya.

 

Capaian nasional

 

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro pada Rabu (10/11) kemarin, menyampaikan 80 juta orang Indonesia telah menjalani vaksinasi dosis lengkap. Sebanyak 50 juta orang lainnya sudah mendapatkan dosis pertama dan masih menunggu dosis kedua.

 

Menurut Reisa dari data penanganan satgas Covid-19, hingga saat ini lebih dari 90 persen warga Indonesia masih taat bermasker. "Angka 90 persen lebih yang hingga ini masih tetap berdisiplin untuk menggunakan masker di tempat umum," ujar dia, dalam dialog virtual KPCPEN yang ditayangkan di akun YouYube FMB9ID IKP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement