Kamis 11 Nov 2021 17:48 WIB

UMKM Go Global Terkendala Biaya Ekspor

Selain biaya ekspor, UMKM terkendala biaya logistik yang tinggi.

Rep: Lida Puspaningtyas/Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung melihat berbagai produk kerajinan tas dengan motif khas Aceh pada pameran produk UMKM di Plaza Aceh, Banda Aceh, Kamis (11/11). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan ekspor.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Pengunjung melihat berbagai produk kerajinan tas dengan motif khas Aceh pada pameran produk UMKM di Plaza Aceh, Banda Aceh, Kamis (11/11). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, Lida Puspaningtyas, Wahyu Suryana

JAKARTA -- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih menghadapi berbagai tantangan dalam pelaksanaan ekspor. Staf Khusus Wakil Presiden, Lukmanul Hakim menyampaikan Global Halal Hub merupakan upaya orkestrasi ekosistem yang diharapkan bisa mengatasi tantangan-tantangan tersebut satu per satu.

Baca Juga

"Kita tahu bahwa kelemahan UMKM kita ada di kualitas, kuantitas, dan kontinuitas atau berkelanjutan," katanya dalam Focus Group Discussion Global Halal Hub, Kamis (10/11).

Mayoritas UMKM Indonesia juga belum melek ekspor karena berbagai kendala. Mulai dari kendala literasi, kualitas produk, pembiayaan, hingga logistik. Dari sisi produk, saat ini berbagai lembaga, instansi, dan kementerian gencar melakukan kurasi.

Global Halal Hub sendiri berfokus pada peningkatan kapasitas SDM, global onboarding, dan memperkuat jaringan. Peningkatan SDM melalui inkubasi bisnis, pelatihan, dan pendampingan. Dilanjutkan dengan mencapai marketplace global, dan offline networking.

Salah satu yang sangat krusial bagi UMKM adalah pendanaan dan logistik ekspor. Lukmanul mengatakan banyak produk UMKM yang sudah punya kualitas tinggi namun terkendala di dua hal itu sehingga tidak bisa go global.

"Misal saja banyak yang kena BI Checking jelek, karena punya riwayat macet di leasing, kredit motor tidak selesai mereka langsung tidak bisa mendapat pendanaan," katanya.

Selain itu, dari sisi logistik yang biayanya sangat tinggi. Lukmanul mencontohkan pengiriman sampel bumbu-bumbu rempah khas Indonesia seperti bumbu pecel, rendang, yang nilainya tidak sampai Rp 1 juta harus mengeluarkan biaya ongkos kirim mencapai Rp 4 juta.

Ia berharap ada inovasi atau solusi dari pihak pemberi dana baik bank maupun non bank untuk mengatasi kendala-kendala secara khusus tersebut. Sehingga UMKM bisa memasarkan produknya dengan biaya yang lebih efisien dan memenuhi cita-cita Pemerintah untuk menjadikan Indonesia pusat halal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement