Kamis 11 Nov 2021 19:34 WIB

Ekonomi Bergeliat Seiring Gelaran Liga 1, Ini Penjelasannya

Meski musim ini kompetisi berjalan tanpa penonton, namun nilai ekonomi tetap naik.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pesepak bola Persib Bandung Wander Luiz Queiroz Dias berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Persipura Jayapura pada pertandingan Liga I di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021). Persib Bandung menang atas Persipura Jayapura dengan skor 3-0.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Pesepak bola Persib Bandung Wander Luiz Queiroz Dias berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Persipura Jayapura pada pertandingan Liga I di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021). Persib Bandung menang atas Persipura Jayapura dengan skor 3-0.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kompetisi Liga 1 2021/2022 akhirnya kembali setelah terhenti selama lebih dari 1,5 tahun. Kembalinya kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia ini pun memberikan dampak signifikan termasuk di bidang ekonomi.

Meski musim ini kompetisi berjalan tanpa penonton, namun nilai ekonomi tetap meningkat. Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Mohamad Dian Revindo mengeklaim perputaran uang mencapai Rp 1 triliun.

"Jika sepak bola dianggap sebagai sebuah industri jasa hiburan atau tontonan, maka produk akhirnya ada dua, yaitu acara siaran pertandingan di layar kaca (baik yang berbasis televisi maupun internet) dan acara tontonan di stadion," kata Revindo dalam siaran pers yang diterima republika.co.id, Kamis (11/11).

"Estimasi saya untuk liga utama saja cukup lumayan. Untuk produk akhir yang berupa hiburan tontonan televisi, perputaran uangnya ada di industri penyiaran, periklanan dan teknologi informasi. Sebelum pandemi, nilai ekonominya mencapai total 750 miliar rupiah," tegas Revindo.

Sedangkan untuk produk akhir berupa hiburan tontonan stadion, sambung Revindo, diperkirakan total nilai ekonominya sekitar 300 miliar rupiah dalam satu musim kompetisi.

Dari penjelasan tersebut, nilai ekonomi sepak bola sebagai hiburan layar kaca justru jauh lebih besar daripada tontonan di stadion. Sehingga, walaupun penonton belum diizinkan memasuki stadion pada BRI Liga 1 2021/2022, bukan berarti kompetisi ini tidak menarik secara ekonomi.

Bahkan jika akhirnya penonton bisa kembali ke stadion, potensi ekonomi BRI Liga 1 diprediksi akan meningkat. Itu larena melihat banyaknya UMKM yang terbantu dengan mobilitas massa di sekitar stadion.  

Revindo menguraikan bahwa pandemi yang menghambat mobilitas fisik manusia di seluruh dunia membuat orang banyak mengandalkan hiburan layar kaca. Tidak heran, menurut lembaga eMarketer pengeluaran iklan di seluruh dunia tidak terlalu terpengaruh selama pandemi meskipun sebagian dunia usaha lesu. 

Pengeluaran iklan secara global untuk platform tradisional (TV, radio, reklame, billboard, dan koran) pada 2020 hanya turun 1,2 persen dibanding 2019. Adapun pengeluaran iklan pada platform digital justru tumbuh 12,7 persen pada 2020 dan pada 2021 diperkirakan tumbuh 20,4 persen.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement