Kamis 11 Nov 2021 14:15 WIB

Mahasiswa London: Dubes Israel Bukan Melarikan Diri

Dubes Israel Hotovely tegaskan tidak akan terintimidasi oleh mahasiswa di London.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Dubes Israel untuk Inggrsi Tjipi Hotovely.
Foto: Kedubes Israel di Inggris.
Dubes Israel untuk Inggrsi Tjipi Hotovely.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mahasiswa yang mengorganisir protes terhadap partisipasi Duta Besar Israel untuk Inggris Tzipi Hotovely di kampus mambantah kabar bahwa sang dubes keluar akibat ancaman. Menurut mahasiwa, dubes itu karena waktu keterlibatannya telah berakhir sehingga meninggalkan gedung London School of Economics (LSE) pada Selasa (9/11) malam.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan penyelenggara LSE untuk Palestina pada Rabu (10/11), mengatakan protes itu adalah demonstrasi solidaritas yang luar biasa dengan Palestina.

Baca Juga

"Berlawanan dengan laporan palsu, Hotovely tidak 'melarikan diri' dari universitas, mahasiswa mempertahankan protes damai sepanjang malam," kata pernyataan itu menggambarkan duta besar Israel sebagai penyangkal Nakba dan rasis anti-Palestina".

Sebelumnya beredar narasi bahwa Hotovely diusir dan dievakuasi dari sebuha diskusi di kampus.  LSE mengatakan, debat berlangsung 90 menit dan Hotovely telah berbicara. Dia telah menjawab pertanyaan peserta yang hadir dan pergi sesuai jadwal.

Hotovely diundang oleh serikat mahasiswa LSE untuk mengambil bagian dalam debat tentang perdamaian Timur Tengah berjudul "Perspektif tentang Israel dan Palestina".  Dalam rekamanan dia pergi dengan perlindungan ketat polisi.

Proses ini dilakukan ketika sekelompok pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar. Para pengunjuk rasa mengatakan duta besar memiliki rekam jejak rasisme anti-Palestina.  Peserta protes pun meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mencaci duta besar. "Apakah kamu tidak malu!" dan "Israel adalah negara teroris".

Tim penyelenggara akan meninjau proses di sekitar acara ini untuk menginformasikan perencanaan masa depan". “Kebebasan berbicara dan kebebasan berekspresi mendasari semua yang kami lakukan di LSE,” kata seorang juru bicara.

“Siswa, staf, dan pengunjung sangat didorong untuk mendiskusikan dan memperdebatkan masalah paling mendesak di seluruh dunia, tetapi ini harus dengan cara yang saling menghormati," katanya.

Kelompok mahasiswa LSE menuduh sosok yang memiliki hubungan dengan partai sayap kanan Likud Israel dan mantan menteri ini bertanggung jawab atas perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.  Dia pun mendukung ujaran kebencian dan berkontribusi pada penindasan material terhadap warga Palestina.

Kelompok itu mengatakan undangan Hotovely adalah kontradiksi langsung dari gerakan serikat mahasiswa LSE yang disahkan pada Juni 2021. Lembaga itu berkomitmen untuk memastikan bahwa universitas bebas dari diskriminasi dan memainkan peran aktif dalam membongkar sistem penindasan di dalam dan luar negeri.

"Mendirikan zona bebas apartheid yang tidak menormalkan hubungan dengan rezim rasisme, penindasan, dan diskriminasi apa pun," ujar kelompok mahasiswa itu.

Tidak terintimidasi

Hotovely mengatakan tidak akan terintimidasi. "Saya akan terus berbagi cerita Israel dan mengadakan dialog terbuka dengan semua bagian masyarakat Inggris," tulisnya di Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement