Kamis 11 Nov 2021 12:58 WIB

Oleh-oleh Ridwan Kamil dari Luar Negeri

Investor asal Dubai melirik sektor pariwisata outdoor di Jawa Barat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menggelar pertemuan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (3/11/2021).
Foto: istimewa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menggelar pertemuan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (3/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa sejumlah kerja sama hasil dari perjalanan dinas luar negeri selama sepekan ke Belanda, Glasgow dan Dubai pada awal November lalu. 

Salah satunya, investor asal Belanda yang ingin berinvestasi dalam proyek rumah sakit dengan konsep Public Private Partnership (PPP).

"Yang Belanda pembangunan rumah sakit sudah kita obrolkan insya Allah dikebut. Karena ketika Covid kita kekurangan rumah sakit dan Puskesmas. Konsepnya PPP sama kayak dengan Jasa Sarana. Bedanya dulu dengan Australia sekarang dengan Belanda," kata Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Rabu (10/11) malam.

Selain itu, kata dia, investor asal Dubai melirik sektor pariwisata outdoor di Jawa Barat. Menurut analisa investor Dubai, Jabar punya objek wisata sangat lengkap.

 

"Kemudian minat luar biasa pariwisata outdoor yang dunia lagi mengemuka contohnya glamour camping," katanya.

Menurut Emil, Jabar berdasarkan hitungan investor Dubai sangat lengkap. Karena ada air terjun, ada pantai, gunung, dan sungai. "Nah mereka akan datang ke jabar untuk melakukan survei," katanya.

Lalu, kata dia, pemerintah Galsgow akan membantu Jawa Barat dalam membangun Politeknik Maritim di Patimban, Subang. Hal itu, dilakukan sebagai upaya menyiapkan sumber daya manusia menyambut hadirnya Pelabuhan Patimban. 

"Kemudian pembangunan universitas atau politeknik maritim itu juga merespon. Jangan sampai nanti kita telat, pembangunannya fisiknya ngebut, SDM-nya ketinggalan. saya ga mau," katanya. 

Proyek besar yang dibidik dari investor Timur Tengah, adalah proyek pembangunan Metropolitan Rebana dan Jabar selatan yang telah mendapatkan kepastian hukum lewat Perpres Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.

Kawasan Segitiga Rebana terdiri dari tujuh kota dan kabupaten, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Subang.

Dari beberapa proyek di Rebana, pengembangan aerocity seluas 3.000 hektar di kawasan Bandarudara Internasional Kertajati jadi prioritas. 

"Rencana terbesar sebenarnya adalah membangun Rebana, karena kalau berhasil akan ada 13 kota baru. Akan hadir lima juta lapangan pekerjaan memberikan bonus 2-3 persen pertumbuhan ekonomi. Utamanya kan aerocity segera dibangun ada 3000 ha," paparnya. 

Sementara menurut Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Jabar, Dodit Ardian Pancapana, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan organisasi perangat daerah untuk menindaklanjuti semua potensi kerja sama dari hasil kunjungan ke luar negeri. Salah satunya adalah kerja sama dengan City of Glasgow College untuk merintis Politkenik Maritim. 

"MoU dengan City of Glasgow College akan segera ditindaklanjuti dengan kegiatan transfer of knowledge bersama Dinas Pendidikan," kata Dodit.

Pemprov Jabar juga, kata dia, akan melakukan pertemuan dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab, salah satunya, Masdar terkait rencana investasi di aerocity. 

"Dinas teknis Jabar akan melakukan pertemuan yang membahas rencana pengembangan kawasan dan alur investasi dengan Masdar selaku calon investor," kata Dodit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement