Kamis 11 Nov 2021 09:48 WIB

Banjir di Jember Sebabkan 200 Warga Mengungsi

Tim gabungan Jember masih melakukan penanganan darurat pascabanjir.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Pengungsi terdampak banjir (ilustrasi).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pengungsi terdampak banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang terjadi di wilayah Jember, Jawa Timur, menyebabkan sedikitnya 200 warga mengungsi di Balai Desa Pondok Joyo. Hal ini berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember per Rabu (10/11) pukul 19.55 WIB. Kejadian ini mengakibatkan ketinggian air pada saat banjir berkisar antara 30 - 70 sentimeter.

"Kondisi tanah yang labil juga menyebabkan longsor yang menyebabkan tertutup akses jalan ke arah wisata Gunung Gambir," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/11).

BNPB mencatat, kerugian material atas dampak kejadian ini meliputi 116 unit rumah, satu unit mushala, 1 unit jembatan, dan satu gedung sekolah menengah pertama. Ia menyebutkan, lokasi terdampak yakni Desa Manggisan di Kecamatan Tanggul, Desa Pondok Joyo, Desa Pondok Dalem di Kecamatan Semboro, Desa Kramat Sukoharjo di Kecamatan Tanggul, dan Desa Gelang di Kecamatan Sumberbaru.

Ia menambahkan, pada Rabu malam, BPBD Jember bersama tim gabungan telah menuju ke lokasi kejadian guna melakukan pendataan dan evakuasi korban terdampak. Distribusi logistik bagi para pengungsi dilakukan di Balai Desa Pondok Joyo. Hingga kini, tim gabungan terus berupaya melakukan penanganan darurat pasca banjir dan tanah longsor serta mengantisipasi adanya potensi longsor susulan.

 

Baca juga:

Lebih lanjut, BNPB mengingatkan potensi fenomena La Nina yang telah dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih dapat terjadi hingga Februari 2022.

"Hal ini dapat berdampak pada sejumlah perubahan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia. BNPB mengimbau untuk seluruh perangkat daerah setempat dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," ujarnya.

Abdul mengingatkan daerah agar pemanfaatan lahan dalam pembangunan hendaknya memperhatikan analisis dampak lingkungan. Kemudian, penguatan unsur tanah juga diperlukan dengan melakukan penanaman pohon terlebih saat terjadinya hujan karena akan memicu pergerakan tanah yang dapat mengakibatkan longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement