Kamis 11 Nov 2021 07:10 WIB

Mempertahankan Afirmasi Madrasah

Afirmasi madrasah terus diupayakan termasuk ke swasta.

Rep: Zahrotul Oktaviani, Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
 Mempertahankan Afirmasi Madrasah. Foto: Ilustrasi Siswa Madrasah
Foto: dok. Republika
Mempertahankan Afirmasi Madrasah. Foto: Ilustrasi Siswa Madrasah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama disebut terus berupaya memberikan afirmasi terhadap madrasah, termasuk madrasah swasta. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat memberikan sambutan pada pembukaan Seminar Nasional Penjaminan Mutu Madrasah Swasta. 

“Afirmasi Kementerian Agama dalam pembangunan madrasah, khususnya madrasah swasta harus tetap dijaga, dipertahankan dan terus dikembangkan. Sebab, madrasah swasta bukan saja sebagai mitra strategis pemerintah juga merupakan cikal bakal pendidikan di Indonesia,” kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (10/11). 

Baca Juga

Lebih dari 92 persen madrasah merupakan binaan Kementerian Agama adalah swasta. Hal ini menunjukkan tingginya partisipasi masyarakat dalam pembangunan manusia Indonesia.

Wamenag menyebut, selama ini madrasah menjadi salah satu pilar pendidikan nasional dan turut berkontribusi besar terhadap pembangunan pendidikan. Karena itu, afirmasi menjadi sebuah keharusan.

“Madrasah swasta turut berperan dalam menyiapkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab," lanjutnya.

Praktisi Pendidikan Afrizal Sinaro mengatakan, dukungan yang diberikan Kementerian Agama bagi madrasah swasta perlu diapreasi, meski realisasinya masih sangat jauh dari harapan. 

“Sebenarnya niat baik kemenag untuk memberikan afirmasi terhadap madrasah swasta yang jumlahnya hampir 92 persen se-Indonesia, perlu kita apresiasi,” kata Afrizal kepada Republika, Rabu (10/11). 

“Tapi realisasinya masih sangat jauh dari harapan, karena baru beberapa madrasah saja yang mendapatkan manfaatnya, dengan alasan keterbatasan anggaran. Apalagi madrasah yang berada di desa dan di daerah 3T,” sambungnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement