Rabu 10 Nov 2021 22:32 WIB

Mengukur Dekatnya Jack Grealish dengan Cap Pembelian Gagal

Pemain termahal Inggris dengan kontribusi minim musim ini.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Jack Grealish dari Manchester City saat pertandingan sepak bola Grup A Liga Champions antara Manchester City dan RB Leipzig di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, beberapa waktu lalu.
Foto: Zac Goodwin/PA via AP
Jack Grealish dari Manchester City saat pertandingan sepak bola Grup A Liga Champions antara Manchester City dan RB Leipzig di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Anggoro Pramudya

Hanya satu gol dan dua assist dalam sembilan penampilan yang dipersembahkan Jack Grealish bersama Manchester City di kompetisi Liga Primer Inggris 2021/2022. Itu jadi performa yang dianggap biasa saja setelah klub menggelontorkan dana besar.

Grealish didatangkan Manchester City dari klub Aston Villa pada jendela transfer musim panas 2021 kemarin dengan mahar 100 juta pounds atau setara Rp 1,9 triliun.

Kehadiran Grealish jadi pemain termahal untuk City pada mercato musim panas kemarin. Mereka gagal mendatangkan striker utama setelah Harry Kane memutuskan untuk bertahan bersama Tottenham Hotspur, dengan sang pemain dirumorkan memiliki nilai lebih tinggi dari Grealish.

Terlepas dari konsep bakar uang oleh konsorsium asal Qatar dan industri kapital dalam sepak bola Inggris. Kehadiran Grealish sejauh ini tak berpengaruh lebih bagi skuad Josep Guardiola.

Bahkan beberapa pundit merasa harga 100 juta pounds itu masih lebih mahal tiga kali lipat dari nilai yang dimiliki Grealish. Meski, mereka tak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada sang pemain, karena kebiasaan klub-klub Inggris yang selalu mematok harga selangit.

Di samping pengaruh harga tinggi dengan tekanan pun beban kepada pemain. Belum nyetelnya Grealish dengan skema Guardiola menjadi sorotan tajam mengingat pelatih masih mencari peran yang cocok kepada pesepak bola berusia 26 tahun.

Memang, ada kesamaan yang luar biasa antara hasil kerjanya untuk Aston Villa musim lalu dan tingkat kinerja yang telah diberikan Grealish untuk Manchester City. Kreativitas dan giring bola, retensi bola dan determinasi masih ditunjukkan sang pemain.

Hanya saja masalahnya adalah salah satu persepsi, peningkatan performa pun harga tinggi yang sudah digelontorkan oleh the Eastland. "Posisinya selalu bagus dan dia memiliki perspektif sepakbola yang sangat bagus," kata Guardiola menjelaskan dilansir Sky Sports, Rabu (10/11).

Dalam beberapa kesempatan, Guardiola mencoba beberapa skema untuk membuat Grealish nyaman bermain dengan konsep the Citizen di lini depan. Hanya saja, pada pekan perdana melawan Tottenham Hotspur Grealish gagal mengemban tugas sebagai seorang playmaker.

Sementara pada pekan ketujuh melawan Liverpool Guardiola melakukan eksperimen lagi dengan menempatkan Grealish sebagai seorang penyerang false nine, yang hanya bermain selama 66 menit sebelum digantikan Raheem Sterling.

Ketika bermain untuk Villa, Grealish sendiri berada dalam posisi penyerang sayap kiri dalam skema 4-3-3. Guardiola jelas harus putar otak untuk memberikan legasi yang tepat bagi posisi Grealish mengingat pos sayap kiri City diisi oleh Phil Foden pun Sterling.

Menemukan keseimbangan yang tepat adalah tantangannya. Sementara Guardiola melihat logika dalam keputusan Grealish, dia menginginkan lebih.

"Dengan kepercayaan diri dan sedikit lebih banyak waktu, dia akan agresif mengambil keputusan sendiri untuk mencetak gol. Langkah demi langkah, dia akan mendapatkannya," sambung eks pelatih Barcelona.

Pertandingan melawan Manchester United akhir pekan lalu pun jadi sorotan tentang reputasi Grealish bersama the Citizen. Sang pemain hanya duduk di bangku cadangan dan bahkan Guardiola tak melakukan satu pun rotasi pemain.

Namun terlalu dini untuk mengecap Grealish sebagai pembelian gagal City. Toh, kurva pembelajaraan di bawah Guardiola bagi para pemain baru saja dimulai, hal yang juga dirasakan oleh Gabriel Jesus.

Entrenador asal Spanyol pun mengaku pendidikan untuk Grealish baru saja dimulai dan ia meyakini sang pemain bisa berkembang dan menyerap apa yang tim butuhkan.

"Ada waktu baginya beradaptasi. Apa yang ia lakukan sejauh ini bagus, dan ada juga waktu untuk pelatih menemukan peran yang paling baik untuk memanfaatkan bakatnya," kata Guardiola.

Pemain kelahiran Birmingham, Grealish sendiri jelas tidak akan menyerah begitu saja dengan situasi yang tengah ia alami bersama City. Semangat dan tekadnya untuk membuktikan kualitas sebagai salah satu pesepak bola terbaik Eropa bakal dibuktikan olehnya.

Juara bertahan Inggris saat ini berada di peringkat kedua klasemen dengan perolehan angka 23 dari tujuh menang, dua imbang dan dua kekalahan. City tertinggal tiga poin di belakang Chelsea.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement