Rabu 10 Nov 2021 20:21 WIB

KCIC: Besi Proyek Kereta Cepat Bukan Komponen Utama

Besi-besi yang dicuri hanya untuk keperluan temporary support.

Rep: Ali Mansur/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (ilustrasi). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut besi proyek yang dicuri bukan konstruksi utama pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (ilustrasi). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut besi proyek yang dicuri bukan konstruksi utama pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut besi proyek yang dicuri bukan konstruksi utama pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Namun KCIC dan PT Wijaya Karya (Wika) Persero selaku kontraktor masih menunggu investigasi kepolisian terkait besi proyek kereta cepat di Cipinang Melayu, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.

"Besi-besi yang dicuri hanya untuk keperluan temporary support seperti H-beam, scaffolding, dan sebagainya. Bukan besi tulangan yang dipakai pada konstruksi lintasan atau stasiun," ujar Corporate Secretary KCIC Mirza Soraya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (10/11). 

Baca Juga

Terkait kejadian itu, kata Mirza, KCIC berupaya meningkatkan keamanan di seluruh area tersebut. Misalnya bekerja sama dengan pihak kepolisian dan tokoh masyarakat setempat. Kemudian pos penjagaan serta penambahan kamera pemantau, terutama di lokasi yang rawan pencurian.

"Pagar pembatas pun ditinggikan dan ditingkatkan kekuatannya agar tidak mudah dijebol. Ada pula peningkatan mobilisasi sumber daya untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan berkala terhadap material dan peralatan bantu, serta melakukan review dan monitoring secara lebih intens," kata Mirza.

Sementara itu, Koordinator Corporate Communication PT Wijaya Karya (Wika) Fekum Ariesbowo, mengatakan, Wika masih menunggu investigasi dan belum mendapatkan laporan final. Ia enggan berasumsi, jika ternyata masih berlangsung dikhawatirkan nanti prosedurnya salah dan tumpang tindih. Karena itu pihaknya menunggu investigasi dari kepolisian terkait pencurian besi proyek tersebut.

"Kami menghormati investasi berlangsung, agar jelas duduk persoalannya, tidak ada versi kami atau polisi. Apalagi hitungan polisi besar sekali, kalau dikalkulasi besi itu bisa berapa kontainer," kata Ariesbowo.

Sebelumnya, Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur menangkap lima orang pelaku pencurian besi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Kelima tersangka yang ditangkap berinisial DY, SA, SU, AR, dan MLR. Sedangkan sebanyak tujuh orang yang masih buron berinisial GN, FR, GN, IB, RM, DR, dan HA.

"Ada laporan terjadi pencurian besi milik PT Wika, dalam proyek kereta cepat. Dari hasil tersebut security PT Wika berusaha menangkap pelaku, tapi melarikan diri dengan meninggalkan kendaraan jenis pickup yang di dalamnya ada besi hasil pidana," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan, Senin (8/11).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement