Rabu 10 Nov 2021 15:25 WIB

Tayangan Liga Inggris Bukan untuk yang Berkantong Cekak

Pola pikir harus diubah jika masih ingin menonton laga Liga Primer secara langsung.

Pertandingan Liga Primer Inggris bertajuk derbi Manchester yang mempertemukan Manchester United kontra Manchester City di Stadion Old Trafford, Sabtu (6/11).
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Pertandingan Liga Primer Inggris bertajuk derbi Manchester yang mempertemukan Manchester United kontra Manchester City di Stadion Old Trafford, Sabtu (6/11).

Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Derbi Manchester yang mempertemukan Manchester United vs Manchester City di pentas Liga Primer Inggris (Premier League) pada Sabtu, 6 November 2021 lalu, menjadi salah satu tayangan yang dinanti-nantikan para penggemar sepak bola di Indonesia. Sayangnya, kini tak semua penggemar sepak bola di Tanah Air bisa menyaksikan laga Liga Primer secara gratis lewat televisi di rumah masing-masing.

Ketika musim baru Liga Primer dimulai, dulu para fan di Indonesia kerapkali kompak melontarkan satu pertanyaan, "Bisa menonton di channel mana?"

Fenomena ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, negara-negara lain di berbagai belahan dunia juga merasakan hal yang senada. Bagaimana tidak, Liga Primer adalah liga sepak bola paling populer dengan jumlah fan mencapai sekitar dua miliar di seluruh dunia.

Dulu adalah lumrah siaran Liga Primer bisa disaksikan secara gratis. Terutama di era 1990-an ketika stasiun televisi seperti RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, dan TPI (MNC), bergantian menyiarkan kompetisi ini. Pada medio 2002 hingga 2007, giliran TV7 (Trans 7) yang turut serta menyiarkan Liga Primer secara gratis.

Namun sejak 2007, siaran Liga Primer mulai dimonopoli oleh beberapa stasiun televisi berbayar yang datang dari luar negeri. Astro dan Aora bergantian masuk yang membuat warga Indonesia mau tak mau harus berlangganan televisi berbayar untuk menyaksikan Liga Primer.

Mulai musim 2019/2020 hingga 2021/2022, Mola TV menjadi pemegang hak siar Liga Primer untuk wilayah Indonesia. Mola TV adalah perusahaan media Amerika Serikat-Indonesia yang akan menyiarkan 380 pertandingan secara langsung dan eksklusif.

Mola TV selaku pemegang hak siar Liga Primer menyediakan live streaming Liga Primer 2021/2022 lewat empat paket langganan. Pemirsa rata-rata harus mengeluarkan ratusan ribu per bulan demi menyaksikan secara langsung klub-klub Inggris yang sedang mengarungi kompetisi. Pilihan ini sudah tentu memberatkan bagi para penggemar sepak bola berkantong cekak yang masih berharap menyaksikan siaran Liga Primer secara gratis.

Tak dimungkiri Liga Primer merupakan kompetisi sepak bola yang paling menghibur dan kompetitif di dunia. Tidak hanya berkutat kepada klub-klub besar seperti Man United, Man City, Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur, namun beberapa tim seperti Leicester City, Newcastle United, Wolverhampton Wanderers, Leeds United, Everton, West Ham United, dan lainnya juga menarik untuk disaksikan.

Sudah menjadi rahasia umum pula, bintang sepak bola dunia berbondong-bondong merumput di sana. Teranyar, megabintang yang selalu menyorot perhatian publik, Cristiano Ronaldo, kembali dari petualangannya untuk memperkuat Man United.

Hal ini yang membuat nilai hak siar Liga Primer semakin mahal per musimnya. Mahalnya harga yang ditawarkan membuat pemegang hak siar ramai-ramai memburu status sebagai pemegang hak siar eksklusif. Hal ini yang dilakukan oleh Mola TV mengingat sudah membayar mahal sehingga tidak serta-merta pertandingan bisa disaksikan gratis.

Tapi, sebegitu mahalkah Liga Primer? Simak saja nilai kesepakatan yang dibuat oleh Sky Sports dan BT Sports sebagai pemegang hak siar Liga Primer di Inggris.

Demi mendapatkan lima paket siaran Liga Primer selama tiga musim (2019/2020 hingga 2021/2022), Sky Sports dan BT Sports harus membayar 4,46 miliar pound atau sekitar Rp 86 triliun. Angka yang amat fantastis. Bayangkan berapa yang harus dibayarkan bagi stasiun televisi jika ingin mendapatkan 380 pertandingan secara penuh.

Perlahan tapi pasti, penggemar sepak bola Indonesia, khususnya yang menyukai Liga Primer, mau tidak mau harus mengubah pola pikir jika masih ingin menonton pertandingan Liga Primer secara langsung. Siapa pun yang menjadi pemegang hak siar akan berusaha memagari tayangannya.

Memang, sepak bola saat ini kian menjelma menjadi industri. Salah satu bentuk industrialisasi sepak bola terlihat dari sulitnya penggemar mencari tayangan langsung sepak bola secara gratis.

Bagi yang berkantong lebih, berlangganan televisi berbayar mungkin tak terlalu jadi masalah. Tapi bagaimana dengan para penggemar yang berkantong pas-pasan? Mungkin bisa mencari alternatif lain.

Bisa dengan cara mencari live streaming lewat jalur resmi hingga yang nakalan bergerilya lewat streaming ilegal. Tapi menonton lewat live streaming tetap saja butuh biaya kuota internet. Jadi tetap saja tak gratis-gratis amat seperti zaman menonton lewat televisi dulu. Yah zaman memang sudah berubah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement