Selasa 09 Nov 2021 12:35 WIB

Pemkot Panggil Pertamina Soal Antrean Panjang BBM di SPBU

Pertamina menyebut, hoax BBM langka membuat masyarakat berbondong antre di SPBU.

Rep: Antara/Gita Amanda// Red: Erik Purnama Putra
Manajer Pertamina bersama anggota kepolisian memeriksa transaksi di SPBU Kota Sorong, Papua Barat, Senin (8/11/2021), di tengah hoax BBM langka.
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda
Manajer Pertamina bersama anggota kepolisian memeriksa transaksi di SPBU Kota Sorong, Papua Barat, Senin (8/11/2021), di tengah hoax BBM langka.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Sorong, Provinsi Papua Barat memanggil manajemen Pertamina, dalam hal ini Fuel Terminal Sorong untuk mempertanyakan antrean panjang kendaraan bermotor di berbagai SPBU yang meresahkan masyarakat. Pertemuan yang digelar di ruang rapat Kantor Wali Kota Sorong, Senin, dipimpin oleh Asisten II Bidang Administrasi, Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Sorong Thamrin Tajuddin.

Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Papua Barat Made Mega dan Sales Manager Papua Barat Alam Kandar hadir dalam audiensi tersebut. Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan dan Komandan Kodim 1802/Sorong Letkol Inf Budiman serta pejabat lainnya di lingkungan Pemkot Sorong juga turut dalam audiensi.

Thamrin Tajuddin mengatakan, pemanggilan Pertamina tersebut untuk meminta penjelasan terkait distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Kota Sorong. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, terjadi antrean di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Sorong. Hal itu jelas sangat meresahkan masyarakat.

Baca: Pertamina: Masyarakat Sorong Jangan Percaya Kelangkaan BBM

Menurut dia, jawaban Pertamina sebenarnya tidak terjadi kelangkaan BBM di Kota Sorong. Stok BBM yang ada masih mencukupi dan setiap hari didistribusikan kepada SPBU untuk melayani masyarakat. Hanya saja, kata Thamrin, menurut informasi yang disampaikan Pertamina, memang terjadi kepanikan masyarakat akibat informasi yang kurang jelas.

Sehingga hal itu menyebabkan antrean yang panjang di seluruh SPBU yang ada di Kota Sorong. "Kami akan terus melakukan pemantauan dan berharap situasi antrean ini kembali normal seperti biasa dua hingga tiga hari ke depan," ujarnya di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (9/11).

Dia menyatakan, Pemkot Sorong meminta kepada Pertamina agar melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa tidak terjadi kelangkaan BBN. Dengan begitu, diharapkan masyarakat tidak panik dan antre membeli BBM.

Thamrin menambahkan, dalam pertemuan itu, ada satu kesepakatan yang merupakan solusi untuk mengatasi antrean panjang di SPBU. Caranya tidak lagi membatasi kuota pengisian bagi masyarakat.

Sales Manager Papua Barat Alam Kandar yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan, stok distribusi BBM di Kota Sorong aman. "Kondisi sudah normal dan dalam sehari Pertamina menyuplai ke SPBU sebanyak dua kali melebihi kuota per hari. SPBU tetap berjalan tiap hari untuk melayani masyarakat, sehingga tidak perlu khawatir dan termakan isu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Alam.

Hoax

PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku meminta masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya agar jangan mempercayai informasi tidak benar tentang terjadinya kelangkaan BBM yang meluas di media sosial. Pasalnya, informasi tersebut membuat panik masyarakat dan berdampak munculnya antrean panjang di SPBU Kota Sorong dan sekitarnya.

Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku, Edi Mangun, mengatakan, kekhawatiran masyarakat pelanggan Pertamina dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh di atas harga kewajaran yang ada di SPBU.

Dia mengatakan, hal itu terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU, dan kemudian menjual BBM dengan harga yang sangat tinggi. Informasi yang dikumpulkan, harga BBM sempat menyentuh Rp 30 ribu per liter.

Baca: Inspeksi DPRD Kota Sorong tidak Menjumpai Kelangkaan BBM

"Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong dan masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sehingga berbondong-bondong mengantre BBM," ujarnya.

Edi menegaskan, stok BBM di Fuel Terminal Sorong masih mencukupi, bahkan dipastikan dapat bertahan antara empat sampai lima hari ke depan. Selain itu sesuai jadwal direncanakan pada tanggal 8 November 2021 kapal pengangkut BBM akan bongkar muatan.

Juga pada 9 November 2021 akan datang, kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame melakukan bongkar muatan di Sorong. Dengan demikian, pasokan BBM dinyatakan aman. "Perlu kami tegaskan bahwa stok BBM di fuel Terminal Pertamina Sorong itu masih aman bahkan hingga empat atau lima hari ke depan," katanya.

Menurut anggota Komisi II DPRD Kota Sorong, Syafruddin Sabonama, masyarakat Kota Sorong telah termakan berita bohong seputar kelangkaan BBM. Pasalnya, secara data ketersediaan BBM di sejumlah SPBU didapatkan informasi jika pasokan yang ada masih sangat aman dan mencukupi. Pihaknya pun sudah melakukan sidak ke SPBU Hangseng, SPBU Sorpus, dan Fuel Terminal Pertamina Sorong.

"Antrean panjang kendaraan bermotor disejumlah SPBU di Sorong ini disebabkan karena warga termakan informasi bohong yang tersebar mengenai kelangkaan BBM, dan untuk memastikan ini kami sidak ke SPBU, dari penjelasan pihak SPBU yang kami kunjungi, SPBU Coco di Sorpus untuk stok premium 13 ton dan malam hari menerima pengiriman 10 ton," ujar politiku PAN tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement