Selasa 09 Nov 2021 05:00 WIB

Iran akan Tingkatkan Program Nuklir Jika AS tak Cabut Sanksi

Pembicaraan nuklir Iran akan kembali dilanjutkan di Wina pada 29 November.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran tidak akan berhenti memajukan program nuklirnya sampai yakin Amerika Serikat (AS) akan mencabut semua sanksi yang diberlakukan sejak masa mantan Presiden Donald Trump. Keputusan ini dikatakan tidak akan berubah kecuali dengan syarat tersebut.

“Iran tidak akan menghentikan tindakan pembalasan [nuklir] sampai yakin semua sanksi AS yang dikenakan pada Teheran setelah penarikan Washington dari kesepakatan nuklir di bawah Trump pada 2018 dicabut sekaligus. Serta dengan cara yang efektif dan dapat diverifikasi dengan jaminan yang diperlukan ,” kata media pemerintah Iran dilansir dari Al Arabiya, Senin (8/11).

Baca Juga

Iran mulai melanggar kesepakatan secara bertahap pada 2019 sebagai tanggapan atas penarikan Trump dari kesepakatan tahun sebelumnya. Washington kembali menjatukan sanksi terhadap Teheran.

Pembicaraan tidak langsung antara AS dan Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perjanjian itu, telah terhenti sejak Juni lalu. Diskusi akan dilanjutkan di Wina pada 29 November.

Jubir Kemenlu Iran, Saeed Khatibzad mengulangi permintaan Iran bahwa Washington harus memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan meninggalkan kesepakatan itu lagi di masa depan.

Dia juga menjelaskan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Iran dan Kepala perunding nuklir Ali Bagheri-Kani akan melakukan perjalanan ke Berlin, London dan Paris pekan ini untuk membahas pembicaraan yang akan datang.

Sebelumnya, Badan pengawas atom PBB, IAEA mengatakan dalam laporan terbarunya bahwa Iran telah mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata. Tindakan ini disebut PBB menjadi sebuah langkah yang meningkatkan ketegangan dengan Barat karena kedua belah pihak berusaha untuk melanjutkan pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement