Selasa 09 Nov 2021 04:22 WIB

Sri Mulyani Manfaatkan SAL Tahun 2021 Rp 20,1 T untuk PMN

PMN diberikan kepada Hutama Karya, PT KAI, dan BLU Lembaga Manajemen Aset Negara.

Sejumlah kendaraan melintas di simpang susun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kayu Agung - Palembang (Kapal) di Desa Ibul Besar III, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (8/9). Menteri Keuangan Sri Mulyani memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2021 sebesar Rp 20,1 triliun untuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi/rwa.
Sejumlah kendaraan melintas di simpang susun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Kayu Agung - Palembang (Kapal) di Desa Ibul Besar III, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (8/9). Menteri Keuangan Sri Mulyani memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2021 sebesar Rp 20,1 triliun untuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2021 sebesar Rp 20,1 triliun untuk Penyertaan Modal Negara (PMN). PMN tersebut diberikan kepada PT Hutama Karya, PT Kereta Api Indonesia, dan Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara.

"Dari SAL ini akan diberikan injeksi modal lebih lanjut kepada PT Hutama Karya sebesar Rp 9,9 triliun, PT KAI Rp 6,9 triliun, dan BLU LMAN Rp 3,3 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (8/11).

Menurutnya, PMN kepada PT Hutama Karya diberikan untuk kelanjutan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang meliputi Bijai-Langsa, Indralaya-Muara Enim, Kisaran-Indrapura, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Sigli-Banda Aceh, serta Pekanbaru-Padang. Sementara, PT KAI diberikan untuk kelanjutan penyelesaian proyek infrastruktur LRT Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Untuk proyek LRT Jabodetabek, Sri Mulyani mengatakan PMN diberikan kepada PT KAI dalam pemenuhan kebutuhan kelebihan biaya atau cost overrun sebesar Rp 2,6 triliun. Sedangkan untuk proyek KCJB, suntikan modal pemerintah diberikan untuk kebutuhan pemenuhan ekuitas dasar Rp 4,3 triliun.

"Proyek KCJB yang tadinya bersifat business to business (B2B) dan seharusnya kewajibannya dipenuhi BUMN, namun karena KAI terdampak COVID-19 dan mengalami penurunan penumpang maka kemampuan BUMN dalam menyediakan ekuitas awal tidak bisa terpenuhi," ucap Sri Mulyani.

Selain kedua BUMN tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menuturkan pemanfaatan SAL juga akan diberikan kepada LMAN dengan tujuan mendukung pengadaan sebagian tanah untuk kelanjutan proyek JTTS tahap pertama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement