Senin 08 Nov 2021 17:05 WIB

Pertemuan RCID Bakal Fokus Bahas Industri Berkelanjutan

RCID kali ini merupakan yang kedua sebagai tindak lanjut kegiatan serupa pada 2018.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama United Nations on Industrial Development Organization (UNIDO) kembali menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri atau Regional Conference on Industrial Development (RCID) yang kedua.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama United Nations on Industrial Development Organization (UNIDO) kembali menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri atau Regional Conference on Industrial Development (RCID) yang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama United Nations on Industrial Development Organization (UNIDO) kembali menyelenggarakan Konferensi Regional Pembangunan Industri atau Regional Conference on Industrial Development (RCID) yang kedua. Konferensi tersebut merupakan forum bagi negara-negara di Kawasan Asia Pasifik untuk bertukar pandangan, kebijakan, pengetahuan, dan gagasan dalam pembangunan industri.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, mengatakan, Konferensi ini merupakan konferensi kedua dan tindak lanjut dari penyelenggaraan pertama yang dilaksanakan pada 8-9 November 2018 di Bali. Konferensi pertama tersebut menghasilkan Bali Agenda on Industry 4.0 yang disepakati oleh peserta konferensi pada saat itu.

Baca Juga

Adapun pada pertemuan kedua bakal digelar secara hybrid pada 10-11 November di Fairmont, Jakarta. Pada konferensi kedua kali ini, para negara bakal lebih fokus membahas akselerasi industri 4.0 untuk industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan.

"Penyelenggaraan RCID ke-2 ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam membina kerja sama di Asia Pasifik untuk penerapan dan pemanfaatan Industri 4.0 untuk pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan," kata Agus dalam konferensi pers, Senin (8/11).

Agus menerangkan, terdapat empat tema besar yang akan diangkat para negara anggota. Pertama, peningkatan partisipasi Industri Kecil Menengah (IKM) pada rantai pasok global. Kedua, penguatan sumber daya manusia. Ketiga, strategi transisi industri menuju industri hijau dan ekonomi sirkular. Serta yang keempat, optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

"RCID kedua ini juga akan menjadi tonggak penting menuju persiapan pertemuan Trade Industry and Investment Working Group (TIIWG) G-20 yang akan berlangsung pada Maret 2022 sebagai rangkaian dari presidensi Indonesia di G20," katanya.

Perwakilan UNIDO untuk Indonesia dan Timor Leste, Esam Odeh Saoud Alqararah, menjelaskan, sesuai mandat untuk mempromosikan pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan, UNIDO mendukung negara berkembang dan maju untuk memasuki revolusi industri keempat.

Visi UNIDO tentang revolusi industri keempat melibatkan transformasi digital, responsif terhadap isu gender, dan berkelanjutan yang memungkinkan masyarakat dapat mengatasi tantangan dan mengambil peluang dalam revolusi industri keempat.

"Kita ingin semua orang mengambil kesempatan dalam membangun industri yang lebih inklusif dan berkelanjutan," kata dia.

Ia menambahkan, arah pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan akan mendorong sistem smart production sebagai aksi nyata dalam memperhatikan perubahan iklim tingkat lanjut. Itu ditempuh dengan  memanfaatkan inovasi, dan meningkatkan mata pencaharian dengan menggunakan teknologi revolusi industri keempat itu sendiri.

"UNIDO berharap konferensi kedua ini dapat berkontribusi pada penguatan kerja sama regional di Asia-Pasifik untuk mempercepat adopsi teknologi Industri 4.0 dalam mendukung pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement