Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andita Belva

Pengaruh Diplomasi Indonesia dan China Terhadap Ketersediaan Vaksin dalam Menangani Covid-19

Politik | Monday, 08 Nov 2021, 09:06 WIB

Oleh: Andita Belva Putra

Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

Akhir tahun 2019 orang-orang di berbagai belahan dunia dikejutkan dengan kasus menyebarnya virus Corona (COVID-19). Wabah Virus Corona tersebut pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Penyebaran virus corona yang sangat cepat membuat status dari wabah ini menjadi sebuah pandemi yang berarti wabah penyakit yang terjadi di daerah yang luas. Akibat dari pandemi Covid-19 ini, banyak negara yang mengalami dampak buruknya di berbagai sektor seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam upaya mengurangi dampak buruk akibat pandemi, pemerintah dan masyarakat harus saling bekerjasama untuk mencegah penyebaran virus corona. Peran pemerintah dalam menangani pandemi ini adalah untuk membuat kebijakan yang digunakan untuk menekan angka kasus penyebaran COVID-19. Sedangkan masyarakat bertugas untuk menaati kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menekan angka kasus penyebaran Covid-19.

Salah satu kerjasama bilateral yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah bekerjasama dengan China. Hubungan diplomasi bilateral antara China dengan Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Hal tersebut ditandai dengan adanya kerjasama antara China dan Indonesia melibatkan banyak bidang seperti budaya, ekonomi, dan politik. Seperti yang berlangsung saat ini, Indonesia melakukan kerjasama dengan Sinovac, sebuah perusahaan farmasi Tiongkok, untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Indonesia telah menyampaikan pentingnya vaksin yang memadai, tepat waktu, aman dan terjangkau. Melihat banyaknya industri farmasi China yang berkomitmen kuat untuk bekerja sama dengan Indonesia mengembangkan vaksin.

Tepat pada awal tahun 2020, wabah COVID-19 dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, hal ini mengakibatkan banyak sektor yang terpaksa dihentikan secara mendadak demi mengurangi penyebaran COVID-19 yang saat itu tingkat penyebarannya semakin tinggi setiap harinya. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap beberapa sektor yang ada di dalam pemerintahan terutama pada sektor keuangan, kesehatan, dan pendidikan. Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor mengalami kerugian, oleh sebab itu pemerintah membuat berbagai macam kebijakan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi di berbagai sektor tersebut agar dapat keluar dari situasi krisis yang tengah dihadapi Indonesia.

Kebijakan yang pertama kali dilakukan pemerintahan Indonesia pada akhir bulan Januari 2020 adalah dengan menyiagakan 100 rumah sakit siaga dan tenaga medis spesialis dalam bagi para pasien yang terpapar virus corona. Kebijakan berikutnya adalah memerintahkan kedutaan besar Indonesia di China untuk lebih memperhatikan penduduk Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Wuhan dan terisolasi disana, selain itu juga pemerintah Indonesia juga memerintahkan pemasangan alat pengecek suhu pada beberapa tempat transportasi sebanyak 135 buah baik bandara dan juga pelabuhan yang sudah disesuaikan standarnya dengan aturan milik WHO selaku lembaga kesehatan dunia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengecek sedini mungkin gejala yang mungkin masuk melalui jalur-jalur masuk Indonesia.

Penanganan wabah Covid-19 saat ini menjadi prioritas dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan China. Hubungan diplomasi luar negeri kali ini adalah terkait dengan pengadaan vaksin. Di tengah pandemi yang dialami sebagian besar negara di dunia yang berpengaruh besar terhadap stabilitas perekonomian dunia. Salah satu penyebabnya adalah mobilitas rendah di masa pandemi, selaras dengan pemasukan negara yang kian menurun. Menyadari hal itu, pemerintah mulai merencanakan untuk melakukan kebijakan mass vaccination secara bertahap demi melancarkan pergerakan sosial dengan mengurangi resiko penularan virus dan memperkuat imunitas masyarakat. Pertimbangan lain adalah karena fakta bahwa tidak semua mata pencaharian dapat berjalan dengan program digitalisasi. Kebijakan ini diharapkan menjadi jalan keluar dari permasalahan resesi di Indonesia. Melalui kerjasama bilateral yang dilakukan Indonesia dengan China menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia sangat serius dalam mendapatkan akses vaksin untuk meminimalisir penularan virus corona.

Dengan melihat keuntungan yang didapat khususnya di bidang ekonomi seperti meningkatkan pendapatan domestik, perluasan lapangan kerja, hingga memperkecil anggaran untuk urusan impor vaksin, Pemerintah Indonesia sepakat untuk melanjutkan kerjasama bilateral dalam pengadaan vaksin dengan melibatkan dukungan dari lembaga birokrat lainnya seperti DPR. Hal tersebut mencerminkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjadi pusat persediaan vaksin di ASEAN.

Kapabilitas yang dimiliki Indonesia serta ketetapan politik luar negeri yang bebas-aktif Indonesia dianggap mampu merealisasi agenda tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari relevansi dan sifat kontekstualnya dengan dinamika tatanan politik global saat ini yang kian dihadapi beberapa tantangan, seperti adanya vaccine nationalism, rivalitas antar dua kubu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar yakni Amerika Serikat dan Republik Rakyat China, serta ketidaksetaraan ekonomi secara global maupun nasional. Secara bilateral, Indonesia membuktikannya dengan tidak adanya keberpihakan akan satu sisi namun tetap memperkuat hubungan antarnegara. Indonesia juga menjadi kunci dalam pencapaian stabilitas pembangunan antaranggota ASEAN sebagai bukti perwujudan secara regional, dan secara multilateral Indonesia berperan aktif dalam lembaga internasional seperti PBB serta ikut serta dalam permasalahan global seperti konflik Timur Tengah hingga Climate Change.

Dari pembahasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini, berbagai negara di dunia masih mengalami pandemi COVID-19. Adanya pandemi, menimbulkan dampak buruk khususnya untuk Indonesia. Untuk mengurangi dampak buruk akibat pandemi, Pemerintah Indonesia membuat berbagai kebijakan di berbagai bidang. Kebijakan tersebut diantaranya adalah pemerintah menyiapkan rumah sakit dan tenaga medis untuk menangani pasien yang terpapar virus tersebut, Pemerintah Indonesia berhasil memulangkan WNI yang berada di China. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk melindungi WNI yang sedang berada di Wuhan, China. Dibidang ekonomi, Pemerintah Indonesia membuat kebijakan dengan memberikan stimulus debitur dan restrukturisasi pinjaman bagi pelaku UMKM, pemberian bansos, serta memberikan potongan tarif listrik.

Pada masa pandemi ini, hubungan Indonesia-China ditunjukkan dengan China yang melakukan distribusi Vaksin Sinovac untuk Indonesia. Vaksin Sinovac ini memang menarik sebagian besar negara karena keefektivitasannya dalam meminimalisir penyebaran. Pemerintah Indonesia juga merencanakan melakukan mass vaccination dengan menggunakan Vaksin Sinovac ini. Pemerintah China berharap bahwa Indonesia akan menjadi pusat produksi vaksin bagi kawasan ASEAN dan membuka peluang Indonesia dalam pemasaran, penelitian dan pengedaran vaksin. Dengan adanya hubungan diplomatik Indonesia-China diharapkan mampu menghasilkan manfaat dan saling menguntungkan bagi Indonesia maupun China.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image