Senin 08 Nov 2021 13:31 WIB

Militer AS Sumbang Pencemaran Terbesar di Timur Tengah

Tingkat emisi gas rumah kaca dari militer seringkali luput dari sorotan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Kapal induk Amerika Serikat
Foto: South Korea Defense Ministry via AP
Kapal induk Amerika Serikat

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Salah satu wilayah yang paling terdampak akibat perubahan iklim di dunia adalah Timur Tengah. Kekeringan parah, kebakaran hutan, banjir, dan polusi telah memengaruhi jutaan orang dan membuat beberapa daerah hampir tidak dapat ditinggali.

Dalam Konferensi Iklim PBB (COP26) di Glasgow, ada satu masalah yang tidak disoroti dengan cermat, yaitu tingkat emisi gas rumah kaca dari militer. Para peneliti dan pendukung iklim berpendapat militer AS menjadi perhatian khusus karena mereka adalah konsumen institusional minyak bumi terbesar. Ini membuat AS sebagai produsen tunggal gas rumah kaca terbesar di dunia.

“Emisi militer AS adalah yang terbesar di dunia. Militer AS merupakan konsumen energi tunggal terbesar. Jika AS serius dalam memimpin dunia dan perubahan iklim, perlu melihat industri militernya,” kata Co-Director Costs of War Project di Brown University, Neta Crawford.

Menurut perkiraan dari Proyek Biaya Perang, militer AS menghasilkan sekitar 1,2 miliar ton emisi CO2 antara tahun 2001 dan 2017 dengan 400 juta ton tersebut secara langsung bertanggung jawab terhadap perang pasca 9/11 di Afghanistan, Irak, Pakistan dan Suriah.

Crawford mencatat emisi dari militer AS lebih besar daripada emisi seluruh negara dalam satu tahun negara-negara besar seperti Denmark, dan Portugal. Menurut data dari Durham University dan Lancaster University, pada tahun 2017, militer AS membeli rata-rata 269.230 barel minyak setiap hari yang membakar total lebih dari 25 juta ton CO2 tahun itu.

Sumber emisi militer AS yang paling merusak adalah pembakaran bahan bakar jet yang menyumbang antara dua dan empat kali lebih banyak terhadap pemanasan global daripada jenis bahan bakar lainnya. Profesor dari Durham University Oliver Belcher mengatakan bahan bakar jet adalah polutan tertinggi dalam hal hidrokarbon dan memiliki efek paling merugikan di atmosfer.

Sementara itu, emisi dari pembuatan sistem senjata, amunisi, dan peralatan lainnya juga berdampak pada iklim. Di luar kontribusi militer AS terhadap emisi gas rumah kaca dan pemanasan global, iklim dan lanskap Timur Tengah sangat dipengaruhi oleh tindakan lain, seperti pembakaran sampah dan pelatihan.

Di sejumlah stasiun yang menampung pasukan AS di Timur Tengah, militer Amerika terpaksa membakar sampah mereka dan melepaskan segudang polutan beracun ke udara yang bisa dihirup oleh siapa pun di sekitarnya. Menurut Departemen Urusan Veteran, tindakan ini adalah praktik umum oleh militer AS di Irak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain.

Sejumlah penelitian menunjukkan tindakan ini telah menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah bagi para veteran Amerika dan kemungkinan besar telah memengaruhi warga sipil, kontraktor, dan penduduk setempat yang bekerja di pangkalan militer tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement