Senin 08 Nov 2021 13:06 WIB

Naskah Tertua Shahih Bukhari di Inggris, Bagaimana Bisa?

Naskah tertua Shahih Bukhari diperkirakan berusaia lebih dari 1.000 tahun

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Naskah tertua Shahih Bukhari diperkirakan berusaia lebih dari 1.000 tahun. Ilustrasi Hadist
Foto: MGROL100
Naskah tertua Shahih Bukhari diperkirakan berusaia lebih dari 1.000 tahun. Ilustrasi Hadist

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Manuskrip Islam Abad Pertengahan banyak yang tercecer dan tersimpan di sejumlah perpustakaan Barat dan Timur. Mereka mengumpulkan manuskrip kuno dari Timur Tengah sejak puluhan tahun yang lalu.  

Sebagai contoh adalah manuskrim Shahih karangan Imam Al Bukhari. Universitas yang memperoleh manuskrip tertua Shahih Bukhari adalah Universitas Birmingham di Inggris.

Baca Juga

Seperti dikutip dari laman youm7, Sabtu (6/11), manustrip tertua tersebut berusia lebih dari 1.000 tahun. Sedangkan 53 halaman dari karya Imam Bukhari tersebut ditemukan di Departemen Manuskrip Universitas Inggris. Manuskrip tersebut berasal dari abad keempat Hijriyah, yaitu puluhan tahun setelah wafatnya Imam Bukhari yang wafat pada 256 Hijriyah.

Manuskrip yang ditemukan ini adalah salinan Imam Muhammad bin Ahmad al-Marwazi, yang lahir pada 301 H dan meninggal pada 371 H. Dia mendengar Shahih Al Bukhari dari gurunya, Al-Farbari pada 318 H, dan Al-Farbari mendengar langsung dari Imam Bukhari pada 252 H.

Selain memiliki manuskrip tertua Shahih Bukhari, Universitas Birmingham juga memiliki salinan manuskrip tertua Alquran. Berdasarkan hasil dari penelitian menggunakan isotop radiocarbon, Universitas Birmingham menunjukan bahwa manuskrip Alquran itu berusia sekitar 1.370 tahun, menjadikannya sebagai manuskrip tertua di dunia.

Manuskrip itu diabadikan bersama buku-buku dan dokumen lainnya dari Timur Tengah. Naskah itu adalah bagian dari koleksi Universitas Birmingham Inggris dari 3.000 dokumen Timur Tengah yang diperoleh pada 1920-an oleh Alphonse Mingana yakni seorang imam Khaldea yang lahir di dekat Mosul di Irak.

Perjalanannya untuk mendapatkan manuskrip-manuskrip itu didanai Edward Cadbury, seorang dari keluarga konglomerat yang memiliki industri coklat terbesar. Pengumpulan manuskrip itu untuk meningkatkan status Brimingham sebagai pusat intelektual studi agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement