Senin 08 Nov 2021 11:18 WIB

Mantan Wapres AS Sebut Biden tak Lagi Dukung Israel

Menurut Pence, langkah yang diambil Biden terkait Palestina sudah melanggar hukum

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Mantan Wakil Presiden AS, Mike Pence
Foto: AP/Alex Brandon/Pool AP
Mantan Wakil Presiden AS, Mike Pence

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Mantan wakil presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence menilai Presiden AS, Joe Biden tak lagi mendukung kepentingan Israel. Ia mengkritik cara pemerintahannya memperlakukan Israel, terutama dalam kaitannya dengan rencana pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem.

“Jangan salah, Presiden Joe Biden telah memunggungi Israel,” kata Pence saat berbicara di pertemuan tahunan Republican Jewish Coallition akhir pekan lalu, dikutip laman Israel National News, Senin (8/11).

Baca Juga

Pence, yang menjabat wakil presiden pada era pemerintahan Donald Trump mengungkapkan, Biden telah memulihkan dana untuk Otoritas Palestina. Selain itu, Biden juga berencana membuka kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem.

Menurut Pence, langkah-langkah yang diambil Biden terkait Palestina sudah melanggar hukum. “Sudah waktunya Kongres bertindak untuk menolak (rencana) Presiden Biden membuka konsulat (AS untuk Palestina) di Yerusalem,” ujarnya.

Israel diketahui telah menentang rencana Biden membuka kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem. Konsulat tersebut ditutup setelah pemerintahan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017.

Terkait kawasan, Pence menilai, pemerintahan Biden juga tak lagi berdiri bersama Israel. Indikator yang dia gunakan yakni keputusan Biden membawa AS bergabung kembali dalam kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Israel juga sudah menyuarakan penentangan atas langkah tersebut.

Pembicaraan pmulihan JCPOA antara Iran dan AS dijadwalkan dilanjutkan akhir November mendatang di Wina, Austria, setelah ditunda selama lima bulan. Penundaan dilakukan karena Iran menghelat pemilu presiden pada Juni lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement