Senin 08 Nov 2021 07:05 WIB

Pemerintah Diminta Pastikan Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Aman

Kejadian pascaimunisasi perlu dimitigasi sejak awal agar tidak blunder.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ilham Tirta
Netty Prasetiyani.
Foto: Foto: Istimewa
Netty Prasetiyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani menyambut baik upaya pemerintah menyiapkan vaksinasi terhadap anak usia 6-11 tahun. Ia meminta pemerintah memastikan keamanannya.

"Pemberian vaksin terhadap anak usia 6-11 tahun ini sangat krusial dilakukan di tengah pelonggaran kebijakan PPKM. Pastikan vaksinasi anak berjalan sesuai prosedur dan aman," kata Netty dalam keterangan tertulisnya, Ahad (7/11).

Netty menuturkan, anak-anak rentan terpapar saat berada di area publik, seperti saat mengikuti PTM di sekolah, mal, dan berwisata bersama orang tua ataupun kegiatan lainnya. "Sebaliknya, anak pun dapat menjadi sumber penularan bagi orang-orang di sekitarnya. Jadi siapkan vaksinasi untuk cluster ini dengan cara-cara yang tidak menimbulkan ekses, semisal resistensi dari orang tua ataupun kalangan pemerhati anak," ujarnya.

Netty juga mengingatkan pemerintah agar mempertimbangkan dengan matang terkait jenis vaksin yang digunakan. Kemudian dosis dan rentang waktu penyuntikan 1 dan 2 yang aman untuk anak.

 

"Anak dengan penyakit penyerta juga perlu mendapat perhatian khusus. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) merekomendasikan agar imunisasi untuk anak dengan kanker dalam fase pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol dapat mengikuti panduan imunisasi umum dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter penanggung jawab pasien sebelumnya," kata dia.

Selain itu, Netty meminta pemerintah bisa memastikan ketersediaan vaksin dari mulai pengadaan hingga penyuntikan. "Pastikan stok vaksin tersedia atau setidaknya pemerintah sudah punya skema pengadaannya. Begitu juga dengan distribusi dan manajemen pengelolaannya. Jangan sampai vaksin kadaluwarsa dan terbuang sia-sia sebagaimana yang terjadi di Kudus beberapa waktu lalu," kata dia.

Munculnya kejadian pascaimunisasi, kata Netty, juga perlu dimitigasi sejak awal. "Kita tidak ingin program vaksinasi anak yang dilakukan guna membangun kekebalan komunitas malah menjadi blunder karena adanya pengabaian prosedur," ungkapnya.

Terkait waktu dan wilayah sasaran, Netty mengingatkan pemerintah agar vaksinasi anak dilakukan setelah cakupan vaksinasi dosis pertama secara nasional melebihi 70 persen dari total sasaran target vaksinasi. "Pastikan pula agar dilakukan setelah minimal 60 persen populasi lansia telah divaksin. Lakukan pula di daerah dengan indikator terpenuhi tersebut sehingga menjadi role model bagi daerah lain," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement