Senin 08 Nov 2021 03:30 WIB

BPBD Wonosobo Periksa EWS di Awal Musim Hujan

Pemeriksaam dilakukan untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik.

Pengecekan alat Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini tanah longsor (ilustrasi)
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Pengecekan alat Early Warning System (EWS) atau alat peringatan dini tanah longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, memeriksa sejumlah alat deteksi dini atau early warning system (EWS). Pemeriksaam dilakukan memasuki awal musim hujan untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono di Wonosobo, Ahad (7/11) mengatakan berdasarkan pemeriksaan terhadap 13 EWS yang berada di sejumlah lokasi, tinggal delapan alat yang masih berfungsi dengan baik. Sebanyak delapan EWS tersebut berada di Desa Pagerejo, Pucungkerep, Kalikarung, Medono, Watumalang, Garung Lor, Pulus, dan Kalibening. 

Baca Juga

Kemudian sebanyak lima EWS lainnya dalam kondisi rusak. Alat yang rusak ini berada di Desa Tieng, Ngasinan, Gelangan, Tripis, dan Pagerejo. Menyikapi hal tersebut, pihaknya akan menambah alat deteksi dini tersebut dengan skema pengadaan alat di tahun mendatang, mengingat hampir semua wilayah Kabupaten Wonosobo memiliki potensi rawan bencana tanah longsor.

"EWS merupakan alat peringatan dini apabila terjadi gerakan tanah yang berakibat longsor sehingga warga yang berpotensi terdampak bisa mengambil langkah antisipatif demi menghindari timbulnya korban," katanya.

Ia menuturkan di sejumlah wilayah pihaknya telah memasang EWS baru dengan harapan masyarakat lebih tanggap ketika alarm alat tersebut berbunyi, artinya ada pergeseran tanah di wilayah seputar alat tersebut. Menurut dia sistem pemantauan cukup sederhana, yaitu dengan memanfaatkan aplikasi yang terpasang di smartphone berbasis android sehingga lebih mudah apabila sewaktu-waktu ada pergeseran tanah bisa langsung terdeteksi untuk kesiapsiagaan masyarakat sekitar di radius satu sampai dua kilometer.

Setiap titik EWS, katanya sudah ditunjuk operator untuk mengakses setiap saat, baik melalui komputer maupun android. "Saat ini kami sedang memetakan wilayah yang paling rawan dan berpotensi longsor untuk bisa dipasang alat detektor. Meskipun memang secara umum hampir di semua wilayah Wonosobo berpotensi longsor karena kondisi tanahnya yang labil dan letaknya di tebing-tebing," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement