Sabtu 06 Nov 2021 16:02 WIB

Dimanakah Manuskrip Tertua Shahih Bukhari?

Manuskrip tertua Shahih Bukhari ada di Universitas Birmingham, Inggris.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
 Manuskrip alquran yang ditemukan di Universitas Birmingham Inggris, yang diklaim sebagai yang tertua di dunia.  (AP/Frank Augstein)
Manuskrip alquran yang ditemukan di Universitas Birmingham Inggris, yang diklaim sebagai yang tertua di dunia. (AP/Frank Augstein)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan sejumlah universitas di Barat selama ini telah mengumpulkan salinan buku-buku berbahasa Arab. Mereka mengumpulkan manuskrip kuno dari Timur Tengah sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, universitas yang memperoleh manuskrip tertua Shahih Bukhari adalah Universitas Birmingham di Inggris.

Seperti dikutip dari laman youm7, Sabtu (6/11), manustrip tertua tersebut berusia lebih dari 1.000 tahun. Sedangkan 53 halaman dari karya Imam Bukhari tersebut ditemukan di Departemen Manuskrip Universitas Inggris. Manuskrip tersebut berasal dari abad keempat Hijriah, yaitu puluhan tahun setelah wafatnya Imam Bukhari yang wafat pada 256 Hijriah.

Manuskrip yang ditemukan ini adalah salinan Imam Muhammad bin Ahmad al-Marwazi, yang lahir pada 301 H dan meninggal pada 371 H. Dia mendengar Shahih Al-Bukhari dari gurunya, Al-Farbari pada 318 H, dan Al-Farbari mendengar langsung dari Imam Bukhari pada 252 H.

Selain memiliki manuskrip tertua Shahih Bukhari, Universitas Birmingham juga memiliki salinan manuskrip tertua Alqur'an. Berdasarkan hasil dari penelitian menggunakan isotop radiocarbon, Universitas Birmingham menunjukan bahwa manuskrip Alquran itu berusia sekitar 1370 tahun, menjadikannya sebagai manuskrip tertua di dunia.

Manuskrip itu diabadikan bersama buku-buku dan dokumen lainnya dari Timur Tengah. Naskah itu adalah bagian dari koleksi Universitas Birmingham Inggris dari 3.000 dokumen Timur Tengah yang diperoleh pada 1920-an oleh Alphonse Mingana yakni seorang imam Khaldea yang lahir di dekat Mosul di Irak.

Perjalanannya untuk mendapatkan manuskrip-manuskrip itu didanai oleh Edward Cadbury, seorang dari keluarga konglomerat yang memiliki industri coklat terbesar. Pengumpulan manuskrip itu untuk meningkatkan status Brimingham sebagai pusat intelektual studi agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement