Sabtu 06 Nov 2021 08:24 WIB

Persaingan Yuzu Isotonic Akmil Open 2021 Semakin Ketat

Tunggal putri berusia 15 tahun tersebut sukses menyingkirkan Fitriani, sang unggulan.

Pebulu tangkis muda PB Djarum, Mutiara Ayu Puspitasari (kiri) memberi kejutan jelang partai puncak YUZU Isotonic Akmil Open 2021.
Foto: Dok. Meg
Pebulu tangkis muda PB Djarum, Mutiara Ayu Puspitasari (kiri) memberi kejutan jelang partai puncak YUZU Isotonic Akmil Open 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG – Pebulu tangkis muda PB Djarum, Mutiara Ayu Puspitasari memberi kejutan jelang partai puncak YUZU Isotonic Akmil Open 2021. Pada Jumat (5/11) petang, Tunggal putri berusia 15 tahun tersebut sukses menyingkirkan Fitriani, atlet unggulan teratas kejuaraan ini, melalui drama tiga gim 21-16 13-21 23-21 pada babak perempat final Tunggal Dewasa Putri. Fitriani, pebulu tangkis peringkat 41 dunia, menyia-nyiakan dua match point hingga akhirnya menyerah dari kampiun Slovenia International 2021.

"Pastinya bangga banget. Mungkin, rasa bangganya melebihi pencapaian juara. Karena kan level dia jauh di atas saya," ujar Mutiara, mengomentari keberhasilannya di babak delapan besar tersebut, di GOR Djarum, Magelang, Jawa Tengah.

Mutiara bersyukur dapat menyudahi perlawanan Fitriani dalam pertandingan berdurasi sekitar satu jam tersebut. Sebelum bertanding, atlet kelahiran Ngawi, Jawa Timur, ini, memotivasi diri dan berikrar untuk mengeluarkan semua kemampuannya saat berhadapan dengan Fitriani. "Dari awal saya memang niat mau mengadu, seberapa bisa saya melawan dia. Ternyata, Alhamdulillah saya bisa menang. Padahal, dari awal saya tidak punya target untuk menang, yang penting mengeluarkan semua kemampuan saja,” kata Mutiara menjelaskan. 

Kemenangan Mutiara atas Fitriani semakin manis seusai bertanding dua kali dalam satu hari. Sekitar satu jam sebelum berhadapan dengan Fitriani, Mutiara sudah banjir keringat saat mengalahkan rekan satu klubnya, Chiara Marvella Handoyo di nomor Taruna Tunggal Putri U19 dengan rubber game 16-21, 21-14, 21-16. Hal inilah yang membuat Mutiara sempat kelelahan saat meladeni Fitriani.

"Gim pertama saya memang ngotot, mau menang gim itu. Kalau gim kedua, benar, saya sempat kelelahan. Makanya, ketika ketinggalan angka terlalu jauh, saya nggak kejar mati-matian. Saya hanya berpikir simpan tenaga buat gim ketiga," kata Mutiara.

Pada partai semifinal Tunggal Dewasa Putri, Mutiara berjumpa dengan Kyla Legiana Agatha asal klub Mutiara Cardinal Bandung. Kyla mengalahkan Jesica Moeljati dari Shamrock Medan dua gim langsung 21-19 21-13 dalam tempo 47 menit. Sementara itu, di nomor Taruna Tunggal Putri U19, Mutiara juga melaju ke babak semifinal dan akan berhadapan dengan rekan satu klubnya, Ruzana. 

Persaingan tak kalah ketat juga terjadi pada kategori Usia Dini U11. Tak kurang, sebanyak 202 pebulutangkis belia baik putra dan putri di kategori ini saling unjuk kemampuan di atas lapangan guna meraih titel juara, meski beberapa di antara mereka merasa letih lantaran harus bermain rangkap. Rasa rindu akan orangtua dan kampung halaman pun tersisih ketika sudah menginjakkan kaki di lapangan.

Salah satu atlet masa depan yang tampil pada hari ini adalah Anandirga Triadi dari Exist Badminton Club. Tinggi badannya baru sekitar 137 cm. Namun, daya jelajah Dirga --sapaan karibnya-- terbilang luar biasa. Berbagai pukulan dari Muhammad Waldan Habibi, lawannya asal klub Rada Binjai, mampu dikembalikan. Langkah-langkah kecil Dirga bukan soal untuk mengejar kok yang ditempatkan di berbagai sudut. 

"Lawannya tinggi. Tapi, ya pokoknya lawan aja dulu," tutur Dirga. "Lawan lebih lemah di posisi backhand, lalu overhead-nya agak lambat jadi harus nyodok ke situ terus," jelas atlet muda asal Padang, Sumatera Barat, ini, mengenai strateginya saat bertanding di kategori Usia Dini Putra U11.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai ketertarikannya mengikuti YUZU Isotonic Akmil Magelang Open 2021, Dirga punya dua jawaban, "pengen juara dan pengen dapat pengalaman." Dicky Adi Sentosa, pelatih klub yang bermarkas di kawasan Cibinong, Jawa Barat ini, mengutarakan bahwa anak didiknya itu memiliki spirit bertarung yang tinggi. 

Ketertarikan Dirga terhadap bulu tangkis ditularkan kakaknya. Setelah mendapatkan lampu hijau dari kedua orangtuanya, Dirga merantau ke Jawa dari Sumatra untuk bergabung dengan Exist Badminton Club sedari umur delapan tahun. "Saya kangen rumah. Tapi untung lah ada telepon yang bisa video call. Dan kakak juga kebetulan di Exist," kata Dirga, berseri-seri.

Rivalitas antar-atlet putri di usia belia juga kian meruncing pada perempat final YUZU Isotonic Akmil Open 2021. Jane Maira Faiza menjadi satu di antara para atlet belia yang merasakan kerasnya persaingan jelang partai puncak kejuaraan ini. Pebulutangkis PB Djarum itu kalah dua gim langsung 21-18, 21-15 dari Ayu Pratiwi asal PMS Solo. Semburat kecewa membias di wajah atlet dari Purwokerto ini seusai pertandingan.

Kekalahan tersebut menjadi yang kedua, setelah sebelumnya pada kategori Ganda Putri U15, Jane dan pasangannya Halifia Usni Pratiwi, kandas. Perjalanan karier muda Jane di bulutangkis tidak selalu ada di bawah terang bulan. Terjadi pasang surut, ada keberhasilan maupun kegagalan. "Saya mesti belajar lagi, biar besoknya lebih bagus," katanya.

Seperti halnya saat kali pertama mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis yang berujung pada kegagalan. Tak patah semangat, setahun kemudian yakni pada 2018, Jane kembali mengikuti Audisi Umum yang datang ke kota asalnya, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa bulutangkis dan terpilih masuk skuad PB Djarum. "Latihan lagi, lebih giat. Masih banyak yang harus dibenarkan. Saya harus terus mencoba," tutur Jane. 

Sementara, pada kategori Ganda Taruna Campuran U19, terjadi duel antarpemain Jaya Raya Jakarta, yaitu Gerardo Rizqullah Hafidz/Sabrina Ajeng Takira melawan Madrid Dwi Sanjaya/Az-Zahra Putri Dania. Pertarungan sengit tersebut dimenangi Gerardo/Sabrina melalui rubber game 13-21 21-10 21-18. 

Kemenangan di kategori tersebut semakin menambah tebal rasa percaya diri Gerardo. Sebelumnya, keponakan Markis Kido ini juga turun di nomor Ganda Taruna Putra U19 bersama Muhammad Gibran Arfiansyah dan sukses mengalahkan jawara Slovenia International 2021, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindorindo asal PB Djarum.

“Sempat penasaran ketika lawan mereka (Putra/Patra) karena sudah dua tahun tidak bertemu dan mereka juga juara di Slovenia. Tapi kami bersyukur bisa menang sehingga menambah kepercayaan diri saat bertanding di babak selanjutnya,” tandas Gerardo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement