Jumat 05 Nov 2021 13:27 WIB

Investor Asing Lirik Pertambangan dan Industri Logam Jatim

Total realisasi investasi asing di Jatim mencapai Rp 5,4 triliun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Pertumbuhan Investasi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Investasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Aris Mukiyono mengatakan, realisasi investasi pada triwulan III mengalami peningkatan, utamanya pada penanaman modal asing. Persentase peningkatan mencapai 41,4 persen. Adapun, sektor yang paling diminati adalah pertambangan dan industri logam.

Aris merinci, total realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 5,4 triliun. Angka itu didapat dari pertambangan Rp 1,4 triliun, industri logam Rp 1,3 triliun, Industri kimia dan farmasi Rp 0,7 triliun, mineral non logam Rp 0,7 triliun, dan Sektor lainnya Rp 0,2 triliun.

"Data tersebut menunjukkan peluang dan potensi pada bidang pertambangan dan logam yang dilirik investor asing," kata Aris di Surabaya, Jumat (5/11).

Aris merinci lebih detil tentang negara yang berinvestasi di Jawa Timur. Swis merupakan negara yang mencatatkan investasi paling besar pada triwulan III. Yakni Rp 4,2 triliun. Sektor yang diminati adalah industri makanan. Kemudian Singapura yang terdiri atas industri kimia dan farmasi Rp 1,4 triliun, dan Industri makanan Rp 0,9 triliun. 

Investasi terbesar pada sektor pertambangan adalah Amerika Serikat. Nilainya mencapai Rp 1,2 triliun. Negara tersebut juga berinvestasi pada sektor industri makanan Rp 0,6 triliun. Masih ada negara lain yang menanamkan modal cukup besar di Jawa Timur. "Dua di antaranya Hongkong dan Belanda, investasi yang ditanamkan di Jawa Timur Rp 1,8 dan Rp 1,7 triliun," ujar Aris.

Aris mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan kebijakan untuk pemerataan penanaman investasi dan membuka akses ke semua daerah di Jawa Timur. Diharapkan, investasi tidak terpusat pada ring I Jawa Timur saja, tapi juga menyentuh daerah lainnya. 

"Capaian pada triwulan III merupakan penyemangat untuk mendongkrak minat investor di Jawa Timur. Karena itu, layanan yang berkaitan dengan investasi harus dioptimalkan agar investor akan semakin percaya dengan Jawa Timur," kata Aris.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement