Kamis 04 Nov 2021 18:44 WIB

Indonesia Kantongi Komitmen Investasi Rp 470,88 T di UEA

Komitmen bisnis dan investasi ini melibatkan Indonesia Investment Authority (INA).

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan saat tiba di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu (3/11/2021).
Foto: Antara/Setpres-Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan saat tiba di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu (3/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Uni Emirat Arab (UEA) menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dolar AS atau setara Rp 470,88 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS). Nilai komitmen investasi itu berasal dari 19 perjanjian kerja sama antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan, komitmen bisnis dan investasi tersebut menjadi salah satu bahasan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.

Baca Juga

"Kedua pemimpin membahas kemajuan kerja sama investasi antara kedua negara. Sebagai informasi, selama kunjungan ini terdapat komitmen bisnis dan investasi senilai 32,7 miliar dolar AS dari 19 perjanjian kerja sama yang akan dipertukarkan besok di Dubai," ujar Menlu, dikutip dari siaran resmi Istana Kepresidenan, Kamis (4/11).

Komitmen bisnis dan investasi tersebut yakni kerja sama Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product. Selain itu juga berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan lainnya.

"Jika ditotal, maka nilai komitmen yang diperoleh sampai titik ini, dalam kunjungan ini, adalah 32,7 miliar dolar AS. Di bidang investasi besok, Menteri Investasi masih akan melakukan pertemuan investasi dan juga ada pertemuan dengan perusahaan besar Amerika yang mudah-mudahan akan ada komitmen-komitmen baru," jelas Menlu Retno.

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua negara untuk melakukan realisasi investasi di Indonesia dan tidak hanya condong kepada satu negara. Ia pun diagendakan melakukan perjanjian dengan salah satu pengusaha dari Amerika.

"Sekarang kita lagi melakukan negosiasi akhir sampai dengan tengah malam, yang akan masuk di bidang hilirisasi. Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan kita umumkan besok nanti," ujar Bahlil.

Bahlil berharap, nilai 32,7 miliar dolar AS yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas 35 miliar dolar AS. Sebelumnya, saat Presiden Jokowi bertemu dengan para investor di Glasgow di sela-sela KTT Pemimpin Dunia COP26, Indonesia juga telah mendapatkan komitmen investasi sebesar 9,2 miliar dolar AS. Sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang diperoleh di UEA mencapai 41,99 miliar dolar AS.

Selain di bidang investasi, dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Pangeran MBZ juga dibahas isu bidang perdagangan. Kedua pemimpin sepakat agar perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara kedua negara dapat segera diselesaikan.

"Perundingan sudah dilakukan beberapa kali dan Presiden mengharapkan pada bulan Maret 2022 perundingan dapat diselesaikan," ucap Menlu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement