Kamis 04 Nov 2021 14:05 WIB

Media Muslim Anak Muda AS Soroti Perempuan

Adanya pergeseran dalam industri media membuat banyak perempuan terjun jadi jurnalis

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Perempuan Muslimah
Foto: Pixabay
Perempuan Muslimah

IHRAM.CO.ID, TEXAS – Publikasi American Muslim Today (AMT) yang berpusat pada karya jurnalis perempuan Muslim dan berbasis di Texas, AS, sekarang menyoroti permasalahan perempuan. Rifat Malik yang lahir di London Timur baru ditunjuk sebagai pemimpin redaksi publikasi tersebut.

“Perempuan Muslim sering difitnah dan menjadi target spekulasi atau direndahkan di media dan terkadang di dalam komunitas Muslim,” kata Malik. Staf editorial AMT terdiri dari enam perempuan termasuk pekerja magang. Sedangkan satu-satunya pria yang terlibat dalam publikasi berada di bidang teknologi.

“Inti dari publikasi kami adalah menawarkan perspektif perempuan. Tidak hanya berfokus pada isu-isu yang memengaruhi perempuan tetapi juga mereka yang berdampak pada komunitas Muslim yang lebih luas,” ujar dia.

Malik menyebut tujuan utama publikasi untuk menyediakan liputan profesional tentang topik yang menarik bagi sekitar 3,5 juta Muslim di AS dan negara Barat lainnya. Perkembangan AMT menunjukkan perubahan sikap komunitas Muslim di Amerika terhadap perempuan dan media.

 

Menurut Malik, adanya pergeseran dalam industri media membuat banyak perempuan yang terjun menjadi jurnalis. Ini tercermin dalam komunitas Muslim. Publikasi Muslim generasi pertama di AS cenderung terfokus pada institusi tertentu, baik itu masjid atau asosiasi Muslim universitas.

Garis antara pelaporan berita dan editorial kerap kali kabur. Beberapa dari mereka melibatkan perempuan dalam cara yang substansial. AMT adalah contoh dari generasi baru media Muslim Amerika yang berusaha memberikan aspek jurnalisme lebih tinggi.

Malik pindah dari Inggris ke sebuah kota kecil di Texas Timur pada tahun 2009. Tadinya, ia mengira akan mengalami serangan rasialisme dan Islamofobia versi Texas. Sebaliknya, ia menemukan masyarakat yang toleran. Kemudian dia pindah ke Dallas dan mendapat persepsi positif tentang Amerika.

Dilansir Religion News, Kamis (4/11), Malik bermimpi menjadi jurnalis. Namun, orang tuanya hanya mengarahkan tiga jalur karir, yaitu kedokteran, hukum, dan teknik. Setelah mendapat gelar hukum, ia terkejut mengetahui adik-adiknya masih menghadapi rasialisme. Pengalaman itu ia tuangkan dalam kolom opini di salah satu media Inggris, The Guardian.

“Akibat dari kolom opini yang saya buat dan diterbitkan, anggota masyarakat setempat membantu saya. Sebuah program berita jaringan televisi lokal juga mewawancarai saudara saya. Untuk pertama kalinya, saya memiliki suara dan layak untuk didengar,” ucap dia.

Malik memutuskan untuk memfokuskan kembali karirnya dalam bidang jurnalisme dan menerima pelatihan di The Guardian. Sebagai pemimpin redaksi AMT, Malik berharap dapat meliput topik-topik tabu dan kurang diperhatikan, terutama isu-isu yang kerap terbongkar melibatkan perempuan.

Cerita terbaru termasuk tentang seorang mahasiswa kedokteran Miami yang berusaha menyebarkan kesadaran akan kanker payudara. AMT juga menekankan cakupan kesehatan mental di kalangan komunitas Muslim. Bunuh diri, depresi dan demensia semakin berdampak pada generasi baru Muslim Amerika. AMT secara teratur membawa konselor dan terapis sebagai kontributor luar untuk menulis tentang masalah ini.

“Kami memiliki artikel yang melibatkan terapis bersertifikat dan ahli di bidangnya. Menurut saya, ini merupakan salah satu cara publikasi mendobrak tabu dan mendorong mereka yang membutuhkan untuk mencari bantuan kesehatan mental,” tambahnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement