Kamis 04 Nov 2021 13:45 WIB

IHSG Sepanjang November Berpotensi Loyo

Di bulan November ada beberapa katalis negatif sehingga kenaikan IHSG akan terhambat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Refleksi layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah terbatas sepanjang November 2021.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Refleksi layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah terbatas sepanjang November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah terbatas sepanjang November 2021. Pelemahan diperkirakan terjadi secara teknikal setelah IHSG menguat selama lima bulan beruntun dengan kenaikan yang cukup tinggi.

Sepanjang Oktober 2021, IHSG berhasil menguat sebesar 4,8 persen setelah sebelumnya naik sebesar 2,2 persen pada September 2021. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG sudah menguat sebesar 10,2 persen per Oktober 2021. 

Baca Juga

"Di bulan November ada beberapa katalis negatif sehingga kenaikan IHSG akan lebih terhambat dan ada potensi pelemahan. Targetnya untuk teknikal di level 6.570," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, Kamis (4/11). 

Menurut Martha, beberapa faktor penggerak IHSG sepanjang November 2021 antara lain data ekonomi baik global maupun domestik. Pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi rencana pengurangan stimulus bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed).

Selain itu, laporan keuangan emiten dan aksi window dressing turut berdampak terhadap pergerakan IHSG. Menurut Martha, beberapa laporan keuangan kuartal III 2021 yang dicatatkan secara tahunan menunjukkan sejumlah perbaikan. 

Kinerja cemerlang ditorehkan oleh beberapa emiten berbasis komoditas, kesehatan serta keuangan. Meski demikian, beberapa emiten di sektor ritel masih membukukan penurunan kinerja. 

Sedangkan emiten di sektor konsumen primer dan infrastruktur membukukan kinerja yang beragam. Meskipun ada kenaikan dari sisi pendapatan, laba bersih emiten di kedua sektor tersebut masih tertekan secara tahunan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement