Kamis 04 Nov 2021 08:05 WIB

Luncurkan Kampanye Kebebasan Berjilbab, Dewan Eropa Diserang

Dewan Eropa diserang karena luncurkan kampanye kebebasan berjilbab.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Luncurkan Kampanye Kebebasan Berjilbab, Dewan Eropa Diserang. Foto:  Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Luncurkan Kampanye Kebebasan Berjilbab, Dewan Eropa Diserang. Foto: Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS – Dewan Eropa telah menghapus poster kampanye yang mempromosikan keragaman perempuan dan kebebasan penggunaan jilbab. Poster yang menampilkan wanita muda mengenakan jilbab dihapus dari Twitter hanya beberapa hari setelah peluncuran kampanye.

Kampanye tersebut telah memicu reaksi keras dari politisi senior Prancis atas nilai-nilai sekuler. Badan hak asasi manusia (HAM) terkemuka di Eropa mengonfirmasi unggahan media sosial telah dihapus dan mereka mempertimbangkan presentasi yang lebih baik.

Baca Juga

Namun, mereka tidak mengonfirmasi keputusan untuk menarik elemen kampanye itu adalah akibat langsung dari kritik politisi Prancis. Selain politisi Prancis, sejumlah wanita Muslim juga menanggapi insiden ini. Mereka menyebut penghapusan poster itu sebagai bentuk kurangnya rasa hormat terhadap hak wanita untuk memilih apa yang ingin dikenakan.

Kampanye kebebasan berhijab bertujuan untuk merayakan keragaman dan inklusivitas Eropa. Proyek ini diluncurkan pada pekan lalu oleh organisasi HAM yang berbasis di Strasbourg melalui Program Inklusi dan Anti-Diskriminasi mereka. Kampanye ini juga dibiayai bersama oleh Uni Eropa dari badan 47 negara.

 

Awalnya, kampanye relatif kurang diperhatikan tetapi setelah beberapa hari diluncurkan, reaksi keras muncul dari kalangan politisi Prancis. Sekularisme dan simbol-simbol Islam telah menimbulkan perdebatan di parlemen Prancis selama berbulan-bulan menjelang pemilihan presiden negara itu pada 2022. Pada 2011, Prancis menjadi negara Eropa pertama yang melarang cadar seluruh wajah di tempat umum.

Pada Rabu, Juru Bicara Pemerintah Prancis Gabriel Attal mengatakan kampanye Dewan Eropa itu bertentangan dengan akal sehat. Attal menyebut Paris tidak setuju dengan pendekatan berbasis identitas.

“Ini berlawanan dengan kebebasan berkeyakinan yang dipertahankan Prancis di semua forum Eropa dan internasional,” kata Attal. Sebelumnya, Kandidat Presiden Prancis Marine Le Pen dari partai sayap kanan Rassemblement National menggambarkan kampanye itu sebagai hal yang memalukan dan tidak senonoh.

Eks Negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier yang merupakan kandidat presiden sayap kanan lainnya juga menyerukan agar kampanye itu ditarik. “Jilbab bukanlah instrumen kebebasan,” kata Barnier dalam sebuah wawancara dengan televisi France 2.

Meskipun unggahan media sosial telah dihapus setelah mendapat kecaman politik di Prancis, Dewan Eropa tidak mengonfirmasi hal tersebut. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara mengonfirmasi kampanye adalah bagian dari proyek bersama dengan Uni Eropa (UE).

“Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya menghormati keragaman dan inklusi dan memerangi segala bentuk ujaran kebencian,” ujar dia.

Dilansir Euro News, Kamis (4/11), Komisi Eropa yang telah menyumbangkan 340 ribu Euro untuk keseluruhan proyek juga telah menjauhkan diri dari gambar kampanye. Seorang juru bicara mengatakan Brussels belum divalidasi gambar kontroversial dan menyerukan tindakan lain untuk dipertimbangkan dalam mengatasi ujaran kebencian.

“Posisi kami sangat jelas, wanita harus bisa mengenakan apa yang mereka inginkan sesuai dengan hukum negara tempat mereka tinggal,” tambah sebuah pernyataan. 

Sumber:

https://www.euronews.com/2021/11/03/council-of-europe-removes-hijab-diversity-campaign-tweets-amid-backlash

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement