Rabu 03 Nov 2021 14:12 WIB

Kadin Dorong Penetrasi Produk Halal Indonesia di Turki

RI-Turki berharap volume perdagangan dapat mencapai 10 miliar dolar AS pada 2023.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Produk berlabel halal MUI  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk berlabel halal MUI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadin Indonesia mendorong penetrasi produk halal Indonesia melalui sertifikasi di Turki. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Dian Prasetio menyampaikan perwakilan Kadin Indonesia telah bertemu dengan Menteri Urusan Agama Turki, Ali Erbas dan membahas penetrasi produk Indonesia di Turki.

"Kami mengungkapkan niat agar anggota Kadin Indonesia diberikan kemudahan dalam proses sertifikasi halal pada produk asal Indonesia yang dipasarkan di Turki, serta meminta dukungan dan doa agar kedua negara dipermudahkan dalam menyelesaikan kasus Covid-19," katanya dalam keterangan pers, Rabu (3/11).

Baca Juga

Menurut Dian, Ali Erbas sangat mendukung agar produk – produk asal Indonesia secepatnya bisa disertifikasi halal agar lebih mudah diterima masyarakat Turki. Mengingat kedua negara sangat serius dalam menerapkan jaminan produk halal bagi masing-masing penduduknya yang mayoritas Islam.

Lebih lanjut, pertemuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara. Sekaligus mempererat hubungan masyarakat muslim antara Indonesia dan Turki. Kedua negara berkomitmen untuk saling membuka peluang dan hubungan ekonomi.

"Pertemuan dengan Menteri Urusan Agama Turki, Ali Erbas ini merupakan bentuk peran Kadin Indonesia dalam menjalin hubungan bilateral antar negara, serta membantu peningkatan ekonomi di dalam negeri," katanya.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia dan Turki sepakat mengaktifkan kembali negosiasi kesepakatan perdagangan bebas bilateral. Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) ini diharap dapat mendongkrak nilai perdagangan antara kedua negara.

Nilai perdagangan kedua negara disebut lebih rendah dari potensinya. Pada 2019, nilai perdagangan tercatat sebesar 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 22,4 triliun. Kedua negara berharap volume perdagangan dapat mencapai target 10 miliar dolar pada 2023.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement