Rabu 03 Nov 2021 16:05 WIB

Musim Hujan, BPBD: Potensi Banjir Lahar Merapi meningkat

Beberapa kali sudah terjadi aliran lahar Merapi menerjang aliran Sungai Boyong.

Penjaga peringatan dini erupsi Gunung Merapi Musdiantoro menunjukkan pipa air di aliran Sungai Boyong, Turgo, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (8/1/2021). Luncuran material banjir lahar hujan dari puncak Gunung Merapi memutus saluran pipa sumber air bersih dari Turgo untuk warga Dusun Kaliurang, Ngandong dan Boyong.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Penjaga peringatan dini erupsi Gunung Merapi Musdiantoro menunjukkan pipa air di aliran Sungai Boyong, Turgo, Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (8/1/2021). Luncuran material banjir lahar hujan dari puncak Gunung Merapi memutus saluran pipa sumber air bersih dari Turgo untuk warga Dusun Kaliurang, Ngandong dan Boyong.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa potensi terjadinya banjir lahar dingin atau lahar hujan di sungai-sungai berhulu ke Gunung Merapi meningkat pada saat musim hujan.

"Pada musim hujan, potensi banjir lahar semakin meningkat. Endapan material vulkanik di lereng sisi tenggara Merapi mencapai 2,8 juta meter kubik, sedangkan sisi barat daya 1,6 juta meter kubik," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan.

Baca Juga

Menurut dia, daerah-daerah yang wilayahnya dilalui atau dilewati sungai berhulu ke Gunung Merapi diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan selalu memantau perkembangannya yang terjadi di atas (Gunung Merapi).

"Beberapa kali sudah terjadi aliran lahar hujan menerjang aliran Sungai Boyong," katanya.

 

Ia mengatakan, BPBD Sleman telah memasang perangkat early warning system (EWS) di 16 titik di sungai-sungai berhulu Gunung Merapi untuk memantau banjir lahar.

"EWS tersebut di pasang di beberapa titik di Sungai Gendol, Sungai Opak, Sungai Kuning, Sungai Boyong maupun Sungai Krasak," katanya.

Makwan mengatakan, di masing-masing lokasi titik EWS terdapat petugas jaga yang akan segera memberi informasi jika muncul risiko bencana dari Merapi. "Informasi ini langsung disampaikan ke wilayah-wilayah bawah, termasuk kepada pengelola wisata dan wisatawan," katanya.

Ia mengatakan, BPBD Sleman juga mengingatkan pelaku wisata, terutama di lereng Gunung Merapi, agar tidak mengambil risiko terkait potensi bencana ini. "Seperti operator jip wisata lava tour jangan melakukan atraksi di sungai jika turun hujan. Jangan coba-coba meski itu membuat wisatawan senang, tapi resikonya besar," katanya.

Menurut dia, letak geografis Kabupaten Sleman memiliki sejumlah potensi bencana, seperti erupsi Gunung Merapi, banjir lahar dingin, longsor, gempa bumi hingga pandemi Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement