Rabu 03 Nov 2021 08:31 WIB

LPEM UI Prediksi Ekonomi Tumbuh 3,9 Persen pada Kuartal III

Keberhasilan pertumbuhan ekonomi ke level pra pandemi bergantung prokes dan vaksinasi

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). LPEM FEB Universitas Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 3,9 persen sampai 4,3 persen pada kuartal III 2021.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). LPEM FEB Universitas Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 3,9 persen sampai 4,3 persen pada kuartal III 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LPEM FEB Universitas Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 3,9 persen sampai 4,3 persen pada kuartal III 2021. Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan Secara keseluruhan tahun ini ekonomi akan tumbuh 3,8 persen, karena adanya kemungkinan risiko terjadinya lonjakan kasus pada akhir tahun dan pembalikan arah kuartal keempat sulit terjadi.

"Gelombang Covid-19 yang terjadi awal kuartal III 2021 mendorong kemungkinan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi seiring pengetatan mobilitas masyarakat pada kuartal ini," ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Rabu (3/11).

Baca Juga

Menurutnya walaupun aktivitas ekonomi mengalami peningkatan sejak pelonggaran pembatasan sosial pada Agustus 2021, lonjakan pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan terbatas seiring risiko lonjakan kasus masih membayangi hingga akhir tahun ini.

Melihat dinamika pertumbuhan ekonomi saat ini, Riefky mengingatkan agar perlu selalu diperhatikan fakta pandemi belum sepenuhnya berakhir, sehingga penerapan protokol kesehatan tetap harus menjadi perhatian meski aktivitas ekonomi terus berlangsung guna mencegah adanya gelombang susulan pandemi yang bukan hanya akan menyerang sektor kesehatan, namun juga sistem ekonomi secara keseluruhan.

Menjaga kewaspadaan akan risiko penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mempercepat tingkat vaksinasi, kata dia, merupakan kunci untuk mengejar tingkat pertumbuhan kembali ke level pra pandemi kisaran 5,1 persen sampai 5,4 persen pada 2022.

Maka demikian, lanjut dia, berhasil atau tidaknya tingkat pertumbuhan ekonomi kembali ke level pra pandemi pada 2022 akan tergantung dari seberapa sukses pemerintah dan masyarakat mencapai kedua hal tersebut, terlepas dengan berbagai ketidakpastian yang muncul.

"Di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung, Presidensi G20 2022 di Indonesia dapat menjadi momentum yang tepat bagi pemerintah Indonesia mengatur ulang fokusnya dalam agenda pembangunan jangka panjang, sembari memfasilitasi diskusi antar pemimpin negara terkait pemulihan global yang lebih kuat dan merata," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement