Selasa 02 Nov 2021 21:18 WIB

UNHCR Mulai Kirim Pasokan Bantuan ke Kabul

Bantuan UNHCR untuk membantu ratusan ribu pengungsi Afghanistan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak Afghanistan bermain di lingkungan miskin tempat ratusan pengungsi internal dari bagian timur negara itu telah tinggal selama bertahun-tahun di Kabul, Afghanistan, Senin, 27 September 2021.
Foto: AP/Felipe Dana
Anak-anak Afghanistan bermain di lingkungan miskin tempat ratusan pengungsi internal dari bagian timur negara itu telah tinggal selama bertahun-tahun di Kabul, Afghanistan, Senin, 27 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan pengungsi PBB UNHCR mulai menerbangkan pasokan ke Kabul pada Selasa (2/11). Bantuan ini untuk membantu ratusan ribu pengungsi Afghanistan membangun tempat penampungan menjelang musim dingin.

UNHCR mengatakan pesawat pertama akan tiba pada Selasa malam. Penerbangan ini membawa 33 ton kit yang berisi lantai dan partisi untuk meningkatkan insulasi tenda. Sebanyak dua penerbangan lainnya direncanakan pada 4 dan 7 November.

Baca Juga

"Lebih banyak sumber daya sangat dibutuhkan untuk menjangkau semua orang yang membutuhkan bantuan untuk bertahan hidup di musim dingin yang keras di masa depan," kata juru bicara UNHCR Shabia Mantoo dalam sebuah pengarahan di Jenewa.

UNHCR mengatakan, sedang terburu-buru untuk memberikan bantuan musim dingin kepada sekitar 500 ribu pengungsi Afghanistan, orang yang kembali dan tuan rumah masyarakat  setempat pada akhir 2021. Program ini telah memberikan bantuan termasuk tempat tinggal, makanan, selimut dan kompor untuk setengah juta warga Afghanistan tahun ini.

Afghanistan terjerumus ke dalam krisis pada Agustus setelah Taliban mengusir pemerintah yang didukung Barat. Kondisi ini mendorong para donor menahan miliaran dolar bantuan untuk negara yang ekonominya bergantung sokongan dari luar.

Banyak warga Afghanistan menjual harta benda untuk membeli makanan dengan Taliban yang tidak mampu membayar upah kepada pegawai negeri sipil. Masyarakat perkotaan menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang mirip dengan daerah pedesaan untuk pertama kalinya.

Kelompok-kelompok bantuan mendesak negara-negara untuk terlibat dengan penguasa baru. Langkah ini dalam mencegah keruntuhan yang dapat memicu krisis migrasi serupa dengan eksodus 2015 dari Suriah yang mengguncang Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement