Selasa 02 Nov 2021 16:04 WIB

Kuartal III 2021, Realisasi Investasi Jatim Rp 18 Triliun

Investasi terbesar berasal dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 12,5 triliun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, realisasi investasi Jawa Timur pada kuartal III 2021 mencapai Rp18 triliun. Nilai ini meningkat 15,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Realisasi tersebut terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 5,4 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 12,5 triliun. “Kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di triwulan ketiga ini sebesar 8,3 persen. Kinerja investasi ini harus banyak disyukuri karena Indonesia belum lepas dari situasi sulit akibat pandemi Covid-19,” kata Khofifah di Surabaya, Selasa (2/11).

Baca Juga

Khofifah memaparkan, pada kuartal III ini investasi asing di Jatim mengalami pertumbuhan positif sebesar 41,4 persen (quarter to quarter/qtq). Capaian ini, kata dia, menandakan tingkat kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Jawa Timur terus tumbuh.  Jika dilihat secara akumulatif sejak Januari hingga September 2021, Jatim mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 52,7 triliun.

Khofifah mengatakan, kinerja investasi Jatim di periode ini masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan nilai Rp 36,4 triliun. Sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 52,6 persen. Sedangkan PMA memberikan kontribusi sebesar Rp 16,3 triliun. Sektor pertambangan paling dominan dengan kontribusi 26,4 persen. 

"Pada periode ini, investasi Jatim didominasi sektor industri makanan dengan nilai Rp 10,5 triliun, setara dengan 19,9 persen dari total investasi Jatim," ujar Khofifah.

Sementara itu, dari sisi spasial, investasi di Jatim masih terkonsentrasi di zona Ring I meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupatem Gresik, Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten dan Kota Pasuruan. Hal ini menuntut adanya upaya penguatan iklim investasi di zona luar Ring I demi terciptanya pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. 

Khofifah pun meminta pemerintah kabupaten/kota untuk terus melakukan berbagai inovasi agar layanan perizinan yang diberikan semakin adaptable. Selain itu, tiap permasalahan yang dihadapi investor harus difasilitasi secara efektif dan efisien. Selain itu, kata dia, yang tak kalah penting adalah tersedianya IPRO (Investment Project Ready to Offer) untuk menarik minat investor. 

“Saat ini Jawa Timur sudah terhubung dengan jalan tol Trans Jawa sehingga sangat potensial untuk pengembangan industri di daerah kabupaten yang dilewati akses tol. Arus barang dan jasa serta mobilisasi orang semakin lancar yang tentu akan meningkatkan efisiensi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement