Rabu 03 Nov 2021 00:30 WIB

Carragher: Pendekatan Nuno tak Pernah Cocok dengan Spurs

Carragher merasa sejak awal Spurs salah menunjuk Nuno sebagai pelatih.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Endro Yuwanto
Mantan pelatih Tottenham Hotspur, Nuno Espirito Santo.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Mantan pelatih Tottenham Hotspur, Nuno Espirito Santo.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pundit Sky Sports, Jamie Carragher, menilai keputusan Tottenham Hotspur memecat Nuno Espirito Santo bukan sebuah kesalahan. Ia merasa sejak awal, Spurs salah menunjuk Nuno sebagai pelatih.

Carragher tidak memiliki masalah dengan siapa pun. Ia hanya membicarakan pandangannya dari sisi teknis. Secara pribadi, ia tidak pernah membenarkan situasi ketika seorang pelatih kehilangan pekerjaan setelah menjalani 10 pertandingan Liga Primer Inggris.

Namun, klub harus mencari solusi terbaik. Terutama usai Tottenham mengalami kekalahan keempat dalam enam pertandingan liga domestik. Alhasil, Nuno diberhentikan lebih cepat dari kesepakatan awal.

"Saya tidak merasa ini pemecatan yang buruk, justru saya pikir ini penunjukan yang buruk pada awalnya. Gaya sepak bola Nuno tidak hanya bertentangan dengan cara Tottenham tetapi juga cara klub papan atas," kata Carragher, dikutip dari Sky Sports, Selasa (2/11).

Legenda Liverpool ini mencoba membandingkan perjalanan awal Nuno di Spurs dengan Mauricio Pochettino. Menurut dia, Pochettino juga mendapatkan sedikit poin dalam 10 pertandingan pertama di Liga Primer. Tapi ada sesuatu yang berbeda dari segi penampilan.

Penggemar the Lilywhites menyukai gaya sepak bola juru taktik asal Argentina itu. Fakta demikian membuat yang bersangkutan dipertahankan selama bertahun-tahun. Sementara Nuno langsung diberhentikan.

"Kemenangan Tottenham di bawah Nuno belum meyakinkan. Mereka menciptakan gol aneh. Ini tentang kinerja dan hasil, dan dibandingkan dengan Pochettino, statistik Nuno menunjukkan hal itu (kemenangan yang buruk)," ujar Carragher.

Ia menjelaskan, di era Pochettino, Spurs terdepan dalam hal menciptakan peluang. Kemudian memiliki permainan yang menarik untuk ditonton. Pertanyaanannya, mengapa klub tersebut mengontrak Nuno yang bergaya pragmatis?

Menurut Carragher, itu karena sepak terjang pria Portugal di Wolverhampton Wanderers. Nuno melakukan pekerjaan hebat di sana. Ia membawa Wolves finis di peringkat ketujuh Liga Primer, melaju ke semifinal Piala FA, dan berpetualang di Liga Europa. "Tapi mereka membosankan untuk ditonton," ujarnya.

Pada akhirnya, Carragher mengakui, dalam sepak bola tidak ada yang benar atau salah. Setiap orang bisa menggunakan cara apa pun. Termasuk Nuno dengan gaya pragmatisnya.

Tapi jika Nuno memilih pendekatan tersebut, ia harus menang. Permasalahannya, Nuno yang sudah membuat Spurs tampil membosankan, gagal meraih banyak kemenangan. Itulah mengapa ia langsung diberhentikan dari jabatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement