Selasa 02 Nov 2021 09:51 WIB

Dai Muda Jangan Pernah Berhenti Belajar

STAI Al Aulia menyelesaikan Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital.

Suasana penutupan  Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital di STAI Al Aulia Bogor, Sabtu (30/10).
Foto: Dok STAI Al Aulia
Suasana penutupan Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital di STAI Al Aulia Bogor, Sabtu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- STAI Al Aulia Bogor mengadakan Stadium General Dakwah dan Moderasi Beragama, Sabtu (30/10). Acara ini merupakan penutupan dari rangkaian Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital. Kegiatan ini merupakan Program Pengabdian Masyarakat Inovasi Berbasis Moderasi Beragama Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Litapdimas Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Rangkaian acara ini dimulai pada pukul 10.00 dan selesai pada 13.00 WIB. Kegiatan dibuka oleh  Apid Hapipuddin  MPd yang menjabat sebagai wakil ketua Yayasan. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Moh  Sofhan  MAg, sebagai pembicara utama.

Apid Hapipuddin   membuka acara sekaligus mengucapkan selamat kepada para peserta pelatihan yang sudah berhasil mengikuti Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital, selama seminggu yang dimulai dari tanggal 22-30 Oktober 2021 dan berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang didampingi oleh para mentor.

“Jadilah lulusan STAI AL-Aulia yang bermanfaat, memiliki soft skill dan pengetahuan yang luas, yang bisa berguna di masyarakat nanti, tuturnya sambil mengutip sebuah hadist Khoiru an-Nass Anfa’uhum li an-nass,” kata Apid dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

E  Mad Yunus, selaku ketua STAI Al-Aulia Bogor memberikan apresiasi  dan bangga atas teterlaksanakannya Pelatihan Dai Muda Menggunakan Media Digital. Ia juga  memotivasi  seluruh mahasiswa untuk terus melakukan upgrade pengetahuan dan soft skill terutama tentang teknologi digital.

“Jangan berhenti untuk belajar dan juga mengikuti kegiatan-kegiatan di luar kampus yang bisa membantu menunjang kemampuan dan pengetahuan yang tidak didapatkan kampus atau bangku kuliah,” ujarnya. 

Moderasi beragama adalah cara pandang  dalam beragama secara moderat, yakni memahami ajaran agama dengan tidak ekstrim. “Moderasi disebut juga sebagai rahmatan lil’alamin yaitu Islam yang senantiasa tidak menenkankan kekerasan serta tidak bersifat ekstrem dan radikal, ingat bukan rahmatan lil muslimin saja,”   terang Shofwan selaku keynote speaker  dalam kegiatan stadium general.

Ia menjelaskan, pilar dari moderasi beragama adalah, pertama,  moderasi pemikiran; kedua,  moderasi perbuatan;  dan ketiga adalah moderasi gerakan. “Nilai-nilai tersebut bisa diproduksi dan didistribusikan melalui beragam platform media sosial seperti facebook, instagram, twitter, youtube, tiktok, maupun aplikasi percakapan whatsApp,” lanjut Shofwan.

Saepullah, salah satu mentor kegiatan pelatihan tersebut mengemuakan pentingnya menggaungkan semangat persatuan sebagai landasan dalam menuju moderasi beragama dengan cara memperkuat ukhuwаh bаѕуаrіуаh, ukhuwаh wathaniyah, dan juga ukhuwаh Islamiyah.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar sekitar 272,2 juta jiwa berdasarkan data dukcapil kemendagri tahun 2021. Dengan jumlah etnis 1.340 etnik,  dan 646 bahasa daerah pada tahun 2017 berdasarkan data BPPB. 

“Dengan keberagaman suku dan bahasa yang begitu banyak di Indonesia sikap moderat perlu dimiliki oleh setiap warga negara, agar terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis dan dinamis,” jelasnya.

Selaku ketua tim peneliti kolaborasi pada program Litapdimas ini, Sarwenda menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pihak STAI Al-Aulia Bogor yang sudah sangat supportif membantu dan mendukung kegiatan ini.  Sehingga,  pelatihan dai muda bisa berjalan dengan lancar hingga akhir sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.

“Apresiasi dan bangga kami selaku tim pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan kepada para peserta yang tidak pernah lelah dan mau berusaha menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan secara marathon yang dilakukan selama satu pekan penuh mulai tanggal 23 hingga 10 Oktober 2021,”  tuturnya. 

Sarwenda menyampaikan harapan bahwa ini adalah awal mula geliat kebangkitan dai muda yang melek teknologi meskipun di  tengah-tengah keterbatasan dan serba kekurangan.

Abdul Qodir menjelaskan, bahwa dalam menyikapi kemajemukan Indonesia dengan berbagai ragam suku, bahasa, dan budaya,  bangsa Indonesia  perlu untuk mengedepankan sikap toleransi.  Bukan arogansi dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada. 

“Oleh karenanya bangunan persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah perlu ditopang oleh sikap tawassuth, ta’addul, tawazun, dan tasamuh,” jelasnya

Ia menegaskan bahwa hasil dari kegiatan yang telah terlaksana dan tugas yang telah diberikan dapat dilihat di  web daimuda.online. Bahkan peserta dapat melakukan upload di semua media online baik youtube, tiktok, maupun  instagram. 

Puncak kegiatan pelatihan ini diahiri dengan penyerahan sertifikat dan pemberian trophi bagi peserta terbaik dengan kategori best naskah dakwah, yang dimenangkan oleh Hilmi Nihayatussyifa;  best content dan video yang juga dimenangkan oleh Hilmi Nihayatussyifa;  dan pemenang favorit Bella Fitriani. Selain itu peserta juga dapat melihat hasil dari semua isi kegiatan maupun materi dan semua output dari kegiatan yang telah termuat di web daimuda.online.   

Penutupan kegiatan pelatihan dai muda menggunakan media digital, yang bertemakan Stadium General: Dakwah dan Moderasi Beragama, yang dilaksanakan di Aula STAI Al-Aulia Bogor, dihadiri oleh seluruh mahasiswa STAI Al Aulia dari semester 1 sampai dengan semester 7.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement