Selasa 02 Nov 2021 07:55 WIB

Loro-loro Ning Tunggal: Sosok Soekarno Eksis Hatta Raib?

Loro-loro Ning Tunggal; Patung Soekarno Hiruk Pikuk, Hatta di Mana?

Sjahrir, Sukarno, dan Hatta berfoto bersama Letnan Kolonel Van Beek (Komandan KST) di Yogyakarta. Lokasi foto ini bearada di beranda depan Istana Negara Yogyakarta sesaat sebelum ketiganya ditangkap dan dibawa berangkat ke pengasingan di Prapat ke Sumatra Utara sesaat setelah tentara kolonial menduduki Yogyakarta pada masa Agresi Belanda II.
Foto: Nationaalarchief.nl)
Sjahrir, Sukarno, dan Hatta berfoto bersama Letnan Kolonel Van Beek (Komandan KST) di Yogyakarta. Lokasi foto ini bearada di beranda depan Istana Negara Yogyakarta sesaat sebelum ketiganya ditangkap dan dibawa berangkat ke pengasingan di Prapat ke Sumatra Utara sesaat setelah tentara kolonial menduduki Yogyakarta pada masa Agresi Belanda II.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan

Pada tahun 1930-an ketika Sukarno dibuang ke Endeh, Hatta dan Syahrir ke Banda. Jaman Jepang mereka berkumpul lagi. Sampai jelang proklamasi dicetuskan mereka  selalu bersama bahkan saat dibawa ke Rengasdengklok. "Penculikan" yang tak jelas ujung pangkalnya.

Tatkala zaman Indonesia merdeka, dalam naungan UUD 45 Hatta menjadi Perdana Menteri pertama. Kala itu ada prasangka Sukarno 'berbau' Jepang. Sistem Perdana Menteri ini sampai jelang KMB 1949. Setelah itu Indonesia menjadi RIS, tapi tak sampai setahun.

Berkat perjuangan M. Natsir pada 17-8-1950 Indonesia menjadi RI. Manuvernya yang terkenal dan juga sangat 'geunine' kerap disebut 'Mosi Integral' Natsir. Nastir yang melobi para Sultan dan tokoh-toh daerah yang kala itu menjadi kepala negara RIS kembali melebur menjadi dama negara kesatuan, yakni NKRI.

 

photo
 
Keterangan foto: Warga melintasi patung Soekarno di PLBN Skouw, Kota Jayapura, Papua.
 
                                  ****

Meski begitu, tampaknya perpecahan dwitunggal Sukarno-Hatta bermula dari Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Masih tahun 1948 sudah ada pre-limenary talk yang direstui Sukarno, bahkan Sukarno menunjuk MR Roem mewalili RI berunding dengan Sultan Hamid yang mewakili federal (BFO). Kemudian perundingan di Jakarta itu melibatkan utusan Belanda. Mereka sepakat ke Konferensi Meja Bundar di Den Haag 1949. Hatta Ketua delegasi RI dan Mr Roem jubir.

Baca juga : Telepon Misterius di Rumah Jenderal Yani Jelang Penculikan

Hasil KMB a.l Universiteit van Indonesian, yang merupakan lanjutan dari School dan Geneeskundige Hogeschool, yang berdiri 1927, menjadi milik RI. Pada tahun 1952 Universites merayakan Dies Natalis ke-25 yang dihadiri Sukarno dan Hatta, lihat photo. Mereka berdua masih tampak akrab.

Sukarno secara sepihak batalkan KMB. Pada Desember 1956 Drs Mohamad Hatta meletakkan jabatan sebagai Wapres RI. Hatta mengisi kesibukan dengan memberi kuliah di UGM. Itu pun kemudian dilarang Sukarno.

Ketika terbit Orde Baru Hatta dan Deliar Noer mendirikan Partai Demokrasi Islam Indonesi (PDII). Ini pun tak dapat izin.

Hatta menjalani akhir hayatnya dengan tenang. Hatta dimakamkan di Tanah Kusir. Tempat yang selalu tenang. Sukarno tetap hiruk pikuk. Terakhir muncul gagasan bangun patung Sukarno di-mana-mana.

Di sini patung di sana patung

Di mana-mana ada patung.

Di hutan lutung di kota lutung

Orang normal susah cari untung

 photo

Keterangan foto: Soekarno dan Hatta terlihat masih akrab di acara Dies UI 1952. Pada 30 November 1956, Hatta mengundurkan diri sebagai wapres.- (Perpusnas/UI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement