Selasa 02 Nov 2021 05:20 WIB

Panduan Islam Merawat Orang Tua

Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Panduan Islam Merawat Orang Tua
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Panduan Islam Merawat Orang Tua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedang ramai dibahas di media sosial,  anak-anak yang mengirimkan ibunya ke panti jompo. Kesibukan anak-anak tersebut diklaim menjadi alasan tindakan mereka.

Warganet meramaikan isu ini dengan pandangan mereka terkait tindakan anak-anak tersebut. Tapi, bagaimanakah panduan Islam tentang cara interaksi anak dengan orang tua, terutama dengan orang tua yang sudah renta?

Baca Juga

Ganjaran surga

Dalam kitab Nashoihul Ibad karya Imam Nawawi, sahabat Nabi, Umar bin Khattab diriwayatkan berkata yang artinya:

 

“Seandainya tiada kekhawatiran dianggap mengetahui hal-hal yang ghaib, niscaya aku bersaksi golongan berikut adalah penghuni surga, yaitu fakir yang mempunyai tanggungan (keluarga), istri yang diridhai suaminya dan istri yang menyedekahkan mahar kepada suaminya, orang yang diridhai kedua orang tuanya dan orang yang bertaubat dari dosa.” 

Imam Nawawi menjelaskan perkataan ini adalah hadist mauquf atau hadits yang diberitakan oleh para shahabat dari sabda Rasulullah SAW. Meski begitu, dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa orang yang mendapat ridha dari orang tuanya termasuk dari golongan ahli surga. tentunya keridha-an orang tua didapat dengan cara memperlakukan orang tua dengan baik, berupaya membuat mereka senang hingga merawat mereka saat usia renta.

Sebuah sabda Nabi Muhammad SAW bahkan menjelaskan, orang-orang yang tidak mendapat keridhaan orang tua, padahal masih bisa mendapati orang tua saat renta adalah orang yang terhina.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ »

“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.”(HR. Muslim)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement