Senin 01 Nov 2021 14:09 WIB

BMKG Minta Beberapa Daerah di Jatim Waspada Cuaca Ekstrem

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini untuk beberapa daerah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Pengendara melintas jalan yang diguyur hujan lebat di Sidoarjo, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini prakiraan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Pengendara melintas jalan yang diguyur hujan lebat di Sidoarjo, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini prakiraan hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mayoritas daerah di Jawa Timur mulai diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Juanda, Teguh Tri Susanto, menyatakan, saat ini Jatim memang sudah memasuki musim hujan. BMKG Juanda, sambung Teguh, telah mengeluarkan peringatan dini untuk beberapa daerah yang berpotensi dilanda cuaca ekstrem.

Di antaranya Malang, Probolinggo, dan Bondowoso yang diakuinya berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada pagi hari. Kemudian siang hingga sore cuaca ekstrem berpotensi melanda Mojokerto, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Kota Blitar, Kediri, Malang. Kota Batu, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Situbondo.

Baca Juga

"Waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang," ujar Teguh, Senin (1/11).

Sementara untuk malam hari, BMKG memperkirakan tidak terjadi cuaca ekstrem. Namun hujan diperkirakan masih akan mengguyur beberapa daerah dengan intensitas rendah. "Malam hari diprakirakan cerah, berawan, berkabut, dan hujan ringan-sedang. Dini hari, cerah, berawan, berkabut, dan hujan ringan," ujarnya.

Beberapa daerah memang telah melakukan kesiapsiagaan menyambut musim penghujan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terus berkoordinasi dengan BMKG dalam upaya mengantisipasi bencana alam. Eri mengatakan, menurut BMKG, terjadinya bencana masih bisa diamati dan dirasakan tanda-tandanya. Meskipun, ada juga bencana yang tidak bisa diprediksi, seperti hujan dan musim yang berubah-ubah.

"Maka dari itu Pemkot Surabaya dan seluruh jajaran Forkopimda Surabaya melakukan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan itu juga telah dipersiapkan mulai dari sarana prasarananya seperti alat, mobil damkar, ambulance dan lain sebagainya,” kata Eri.

Eri menjelaskan, saat ini Pemkot Surabaya sudah melakukan antisipasi penanggulangan bencana. Mulai dari mencegah pohon tumbang dengan perantingan, serta mengantisipasi terjadinya banjir dengan melakukan pengecekan seluruh-saluran air.

Menurutnya, ada beberapa titik kawasan yang perlu diantisipasi. Yakni di pesisir pantai seperti Kenjeran dan Kali Lamong. Guna mencegah terjadinya banjir di kawasan ini, Pemkot bakal memperkuat dengan tanggul dan melakukan penyisiran pantai untuk mencari titik mana saja yang berpotensi terjadi bencana besar.

“Kita akan menyisir pantai-pantai untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang naik. Selain itu, juga terus berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui wilayah Surabaya mana saja yang berpotensi lebih besar terjadi bencana alam. Bila sudah diketahui maka kita fokuskan pada titik yang rawan bencana,” ujarnya.

Eri juga menyampaikan pesan kepada masyarakat, bila terjadi gangguan atau bencana di Kota Surabaya, bisa segera menghubungi Call Center 112. Ia juga mengimbau masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan. Masyarakat juga diharapkannya dapat memperkuat ibadah serta mendoakan Kota Surabaya agar terhindar dari bencana.

“Seperti halnya saat ini, pandemi Covid-19 sudah mulai melandai, karena itu semua berkat kerja keras dan doa bersama Forkopimda serta masyarakat Kota Surabaya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement