Ahad 31 Oct 2021 15:12 WIB

Aplikasi Peken Fasilitasi Pemasaran Produk UMKM Surabaya

Aplikasi Peken untuk mempermudah penjualan produk para pelaku UMKM di Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah perajin membuat masker tiga lapis di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/7/2021). Pemkot Surabaya memberdayakan sejumlah pelaku UMKM binaannya untuk memproduksi masker tiga lapis dalam jumlah besar agar mereka tetap bergerak dan bertahan di tengah pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Sejumlah perajin membuat masker tiga lapis di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/7/2021). Pemkot Surabaya memberdayakan sejumlah pelaku UMKM binaannya untuk memproduksi masker tiga lapis dalam jumlah besar agar mereka tetap bergerak dan bertahan di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota merilis aplikasi Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo (Peken), Ahad (31/10). Kepala Diskominfo Kota Surabaya, M. Fikser mengatakan, aplikasi tersebut dimaksudkan untuk mempermudah penjualan produk para pelaku UMKM.

Lewat aplikasi tersebut, masyarakat dapat berbelanja produk-produk berkualitas karya UMKM di Kota Pahlawan. Fikser menjelaskan, aplikasi berbasis android itu memiliki beberapa fitur di dalamnya.

Baca Juga

Fitur yang pertama adalah Toko Kelontong. Dalam fitur ini, masyarakat dapat berbelanja berbagai kebutuhan pokok mulai beras, gula, minyak, dan lain sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah fitur UMKM, yang di dalam menampilkan beberapa pilihan produk. Antara lain berupa kraf, fashion, dan kuliner.

“Jadi masyarakat tinggal pilih saja. Karena ini kan seperti market place pada umumnya. Tinggal pilih sesuai kebutuhan, klik masukkan ke keranjang, konfirmasi ke penjual, setelah itu pembeli tranfer,” kata Fikser.

Fikser menjelaskan, yang membuat beda Peken Surabaya dengan aplikas toko daring lainnya yaitu tidak ada bank penengah antara penjual dan pembeli. Tidak adanya bank penengah tersebut, penjual dan pembeli akan merasa lebih aman dan nyaman ketika transaksi. Selain itu, cara ini berguna untuk meminimalisir terjadinya salah transfer.

“Pemerintah sebagai penengah kalau ada trobel-trobel di level bawah, kita yang selesaikan. Maka dari itu, supaya orang merasa aman dan nyaman ketika transaksi, kita lakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap toko yang akan mendaftarkan diri di Peken Surabaya,” ujar Fikser.

Masih soal transaksi, Fikser melanjutkan, pada aplikasi ini juga disediakan fitur pembayaran QR code untuk seluruh perbankan yang ada. Selain itu, setiap transaksi juga akan mendapatkan report laporan yang nantinya digunakan untuk bahan evaluasi pegiat UMKM.

“Nanti bakal ketahuan UMKM mana saja yang perlu mendapat pembinaan bagi yang pasarnya kurang. Itu nantinya akan dapat intervensi dari pemerintah, seperti membantu manajemen keuangannya dan bantu pemasaran juga,” ujarnya.

Fikser berharap, aplikasi Peken Surabaya bukan sekadar memudahkan masyarakat dan UMKM Surabaya. Akan tetapi juga memudahkan wisatawan yang datang ke kota ini ketika akan membeli oleh-oleh.

“Nah wisatawan sekarang lebih mudah kalau cari oleh-oleh, makanan khas Suroboyo itu cari di mana sih? Ya tinggal akses Peken Surabaya ini,” katanya.

Fikser menambahkan, sebelum Peken Surabaya dilaunching sudah ada 230 toko kelontong yang bergabung dan sudah mencatatkan transaksi senilai Rp 2,3 miliar.

"Saat ini yang telah tergabung totalnya menjadi 277 toko kelontong dan UMKM. Saya harap bukan hanya 277 ini, siapa saja masyarakat Surabaya bisa mendaftarkan diri untuk memasarkan produknya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement