Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Febian Danari

Eksistensi Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa

Sastra | Saturday, 30 Oct 2021, 22:05 WIB
Element5 Digital on Unsplash " />
Selain sekadar untuk berinteraksi, bahasa berperan lebih sebagai identitas bangsa | Photo by Element5 Digital on Unsplash

Bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Begitu kiranya salah satu poin yang tertuang dalam sumpah pemuda sejak 1928 lalu. Bahasa persatuan bermakna bahwa meskipun Indonesia memiliki keberagaman bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dapat mempersatukan keberagaman tersebut menjadi satu Indonesia.

Tak berhenti di sana, eksistensi Bahasa Indonesia merambah ke dunia internasional sebagai bagian dari dampak adanya arus globalisasi. Berbagai institusi pendidikan luar negeri dan di luar asia tenggara telah membuka mata kuliah bahasa Indonesia. Dilihat dari salah satu artikel Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia di laman resmi kemlu.go.id yang berjudul Kemendikbud dan KBRI Ankara Terkejut, Pendaftar Kelas Bahasa Indonesia di Turki Pecahkan Rekor, dapat menjelaskan eksistensi Bahasa Indonesia di luar negeri. Di Turki, jumlah pendaftar pengajaran bahasa secara daring, dengan kurikulum BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing), mencapai 16 kelas dari target semula hanya 3 kelas. Menurut pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ini adalah jumlah terbesar dalam satu angkatan jika dibandingkan dengan di negara-negara lainnya.

Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lain. Dilansir dari kompas.com, di mancanegara, Bahasa Indonesia cukup diminati karena ampuh menjadi alat diplomasi. Bahasa Indonesia memiliki kiprahnya tersendiri di negara-negara maju, seperti Italia, Australia, dan Amerika Serikat. Hal ini tentunya merupakan satu langkah maju dan merupakan kebanggan tersendiri bagi Indonesia.

Sayangnya, Fakta menunjukkan bahwa bahasa Indonesia belum menduduki singgasana di negerinya sendiri. umumnya pelajaran bahasa Indonesia di dalam negeri sendiri begitu membosankan. Sebagian besar pelajar beranggapan bahwa belajar bahasa Indonesia tidak terlalu penting dan merupakan hal yang sepele karena dalam keseharian sudah menggunakan bahasa Indonesia. Namun kita akan terkejut jika pelajaran bahasa Indonesia yang kita remehkan tersebut mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Hal ini juga menjadikan PR bagi birokrat pendidikan untuk melakukan inovasi pembelajaran khususnya di pelajaran bahasa Indonesia.

Sedangkan bahasa asing, seolah berdiri satu level di atas bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal terdekat kita seperti nama tempat atau pusat perbelanjaan, tanda penunjuk, arah, dan lainnya yang umumnya lebih sering ditemui berbahasa asing ketimbang bahasa Indonesia. Lebih dekat kepada istilah keseharian, misalnya terdapat pada kata download yang lebih akrab ditelinga kita dibandingkan kata unduh, atau flashdisk lebih mudah diingat ketimbang diska lepas.

Oleh karena itu, sebagai bangsa Indonesia kita harus menjaga identitas bahasa kita, bahasa Indonesia. Salah satu caranya agar tetap eksis adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Rasanya tidak perlu malu untuk menggunakan bahasa Indonesia, karena saat ini bahasa Indonesia sudah mendapat perhatian khusus di kancah internasional. Bahasa Indonesia mampu menunjukkan eksistensinya di tengah globalisasi sekarang ini. (nfd)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image